A.
Pengertian dan sumber
sikap telah
terbentuk pada diri seseorang, maka akan mempengaruhi perilaku orang tersebut.
Contoh: seseorang bersikap positif terhadap imunisasi anak maka perilaku orang
tersebut akan selalu mengimunisasi anak kepada petugas kesehatan.
Secara garis besar sikap dibedakan atas dua macam yaitu
sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif adalah sikap menyetujui,
menerima atau menyayangi. Sebaliknya, sikap negatif adalah sikap tidak
menyetujui, menolak atau tidak menyenangi. Apabila seseorang bersikap negatif
terhadap pendidikan, maka orang tersebut misalnya tidak mau menyekolahkan
anaknya ke tingkat yang lebih atas misalnya hanya tamat SMP saja.
Sikap dalam bahasa inggris disebut attitude. Menurut
calhoun dan acocella (1990), sikap adalah sesuatu yang melekat pada
keyakinan-keyakinan dan perasaan-perasaan terhadap suatu objek dan predisposisi
untuk berbuat terhadap objek dengan cara-cara tertentu.
B. Fungsi
sikap
Sikap mempunyai berbagai fungsi. Jika sudah terbentuk
dalam diri seseorang, maka akan mempengaruhi bagaimana ia berperilaku. Fungsi
sikap menurut katz (dalam calhour dan acocella, 1990) adalah:
1.
Fungsi
mengorganisasikan pikiran, artinya keyakinan-keyakinan dalam diri memungkinkan
kita mengorganisasikan pengalalaman sosial untuk memberi arti pada suatu kejadian.
Contoh: jika seorang anak pulang dengan mata biru dan bengkak maka orang tuanya
bersikap bahwa anaknya ditinju orang atau berkelahi. Hal tersebut menjadi dasar
bagi orang tua untuk bertindak selanjutnya.
2.
Sikap
memberi fungsi manfaat atau kegunaan. Sikap digunakan untuk mengkonfirmasi
sikap orang lain dan memperoleh persetujuan sosial. Contoh: seorang perawat
bersikap tertentu kepada seorang ibu yang mempunyai balita dan menanyakan
perihal imunisasi anaknya. Akhirnya ibu tersebut meyetujui anaknya diimunisasi.
3.
Sikap
memberikan fungsi perlindungan. Contoh: seseorang yang dua kali gagal dalam
perkawinan menimbulkan sikap negatif terhadap perkawinan. Hal tersebut merupakan
mekanisme pertahanan diri sebagai proyeksi terhadap kegagalannya tersebut.
C. Sumber
siskap
Sumber-sumber terjadi atau terbentuknya sikap
bermacam-macam, yaitu pengalaman pribadi, perasaan negatif yang menyakitkan,
dan pengaruh sosial (calhoum dan acocella, 1990).
Sumber sikap dari pengalaman pribadi baik pengalaman yang
menyenangkan maupun pengalaman yang pahit atau tidak menyenangkan. Pengalaman yang menyenangkan akan membentuk sikap
positif. Contoh, pasien yang memperoleh pelayanan yang memuaskan akan
menimbulkan sikap positif terhadap pasian dan klinik tempat dia berobat.
Sebaliknya, pasien yang memperoleh pengalaman trauma misalnya tidak ada
pertolongan perawat pada tengah malam saat terjadi pendarahan pada pasien
tersebut akan menimbulkan sikap negatif.
Sumber sikap yang lain adalah pelampiasan perasaan yang
menyakitkan. Hal ini menjadi penyebab terjadinya prasangka sosial sumber yang
lain adalah pengaruh sosial. Hal ini terjadi bila sebagian besar atau hampir
seluruh lingkungan sosial atau masyarakat telah bersikap tertentu, misalnya
setuju pengadaan bus kota maka orang lain juga akan bersikap menyetujui hal
tersebut.
Komponen kognitif tersebut juga komponen konseptual.
Komponen kognisi meliputi pandangan, pendapat, pikiran, kepercayaan, dan
persepsi terhadap objek sikap. Contoh: seseorang memahami bahwa debu itu tidak
baik bagi kesehatan manusia.
Komponen afektif disebut juga komponen emosional
merupakan perasaan seseorang terhadap suatu objek sikap. Peranan tersebut
bersifat subjektif artinya stimulus atau objek yang sama direspons dengan
perasaan yang belum tentu sama oleh individu yang berbeda. Ada masyarakat yang
tidak senang dengan perjudian, tetapi sebagian kecil ada juga yang setuju.
komponen konatif atau psikomotor atau disebut juga
komponen perilaku yaitu yang berhubungan dangan kecenderungan berbuat atau
predisposisi terhada sesuatu objek sikap. Contoh: banyak lulusan SLTA masuk ke
akademi/politeknik kesehatan atau ke program studi keguruan, karena setelah
lulus kecil kemungkinan akan menganggur.
Fungsi sikap yang lain adalah fungsi penyesuaian sosial
artinya membantu individu menjadi bagian dari kelompok atau komunikasi tertentu.
Sikap yang ditampilkan merupakan penyesuaian diri individu dengan
lingkungannya. Contoh: mengunjungi orang yang terkena musibah kebakaran, kita
menunjukkan sikap simpati dan empati.
D. Ciri-ciri
sikap
Ada
beberapa ciri-ciri sikap antara lain:
1.
Sikap
bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk melalui
pengalaman. Contoh: seorang ibu menyetujui iminisasi bayi.
2.
Sifat
mempunyai objek. Tidak ada sikap tanpa objek. Contoh: sikap terhadap program
wajib belajar.
3.
Sikap
terhadap sesuatu bisa terjadi dalam waktu yang relatif singkat atau berlangsung
lama. Contoh: sikap terhadap pelayanan puskesmas, sikap terhadap “musik keras”
dalam oplet, sikap terhadap penyakit flu burung, sikap penyakit tubercolosis
paru, sikap terhadap pemilihan kepala daerah, dan sikap terhadap nikah antar
suku.
4.
Sikap
terhada suatu objek bukan semata-mata ditentukan oleh bagaimana sikap itu,
tetapi dipengaruhi juga oleh aspek lain seperti pengetahuan, pendidikan, dan
budaya. Contoh: sikap terhadap asupan gizi, sikap terhadap perang, sikap
terhadap penyakit, dan sikap terhadap anak jalanan.
E. Pembentukan
pengubahn sikap
Sikap bukan dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari dan
dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang hayatnya. Pembentukan sikap
merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Walgito (2001)
menyebutkan pembentukan sikap seseorang adalah perpaduan faktor internal dengan
faktor eksternal. Faktor internal seperti keadaan fisiologis, emosi, motif, minat,
dan aspek-aspek psikologis lainnya. Faktor eksternal seperti pengalaman, norma-norma
nilai, dan pendidikan. Sementara itu, calhoum dan acocella (1990) menyebutkan
sikap itu muncul dari pengalaman pribadi, pemindahan pengalaman yang
menyakitkan, dan pengaruh sosial. Pengaruh sosial merupakan sumber pembentukan
sikap yang paling penting, yaitu orang tua, teman sebaya, dan media massa.
Selama masa anak-anak sebagian besar pengaruh pembentukan
sikap berasal dari orang tua. Sebagai anak, ia selalu mendengar bagaimana sikap
orang tua sehari-hari. Misalnya: “ berbohong itu tidak baik”; “merokok adalah
tidak baik, dan merupakn kebiasaan buruk.” Sosialisasi masa asak-anak dalam
keluarga merupakan hal yang penting sebagai salah satu fungsi keluarga.
Hasilnya dapat diprediksi bahwa anak cenderung untuk “mengkopi” sikap orang
tua.
Pada masa anak-anak, orang tua realatif mudah untuk
mengintrol pengaruh temen-teman anaknya karena orang tua pada masa anak
merupakan tokoh anak dalam pembentukan identitas diri. Pada masa remaja,
terjadi perubahan kelompok referensi dalam keluarga kepada kelompok teman
sebaya. Pengaruh kelompok teman sebaya sangat dominasi pada masa remaja ini,
termasuk pembentukan sikap bagi para remaja.
Pengaruh sosial yang lain dalam pembentukan sikap adalah
media massa, seperti televisi, surat kabar, majalah, dan radio. Media massa
memberi pengaruh yang mendalam terhadap pembentukan sikap terutama televisi,
karena rata-rata orang menonton televisi satu sampai dua jam perhari.
Ada tiga jenis pengaruh sosial, yaitu: pertama, modeling
artinya orang belajar perilaku baru dengan meniru. Model akan ditiru bila:
1)
Mempunyai
kekuatan daya tarik
2)
Ada
reward (hadiah),
3)
Ada
persamaan dengan dirinya.
Contoh: peniruan model baju oleh remaja karena ada daya tarik model terbaru,
ada hadiah berupa souvenir, dan model tersebut merupakan model anak-anak muda
yang sama dengan diri remaja itu. Kedua, konformitas artinya ada ketegasan,
kepercayaan, keyakinan atau perilaku seseorang yang membuat mereka diakui dalam
kelompok. Disini hal yang penting adalah adanya norma-norma atau aturan-aturan
yang diakui secara bersama dalam kelompok itu. Ketiga, persuasi merupakan
pengaruh sosial yang cukup ampuh untuk mengubah sikap seseorang. Persuasi
merupakan penyampaian informasi untuk memengaruhi orang lain.
Dalam bidang kesehatan,
teknik persuasi sering digunakan untuk mengubah sikap masyarakat menjadi sikap
positif atau lebih peduli terhadap kualitas kesehatan. Contoh: mengubah pola
pikir masyarakat agar mempraktikkan menu makanan dengan gizi yang baik dan
seimbang, memperhatikan gizi balita, air minum yang sehat, kondisi MCK yang
higenis, kondisi rumah dan kamar yang sehat, dan kebersihan diri dan
lingkungan. Persuasi dapat dilakukan secara langasung, misalnya melalui
penyuluhan kesehatan atau secara tertulis misalnya melaui brosur.
F.
Pengukuran
sikap
Pengukuran siakap digolongkan pada dua golongan yaitu
pengukuran secara langsung tidak berstruktur dan berstruktur.
1.
Pengukuran
langsung tidak berstruktur
Caranya dengan melakukan wawancara bebas (free interview)
tetapi berpedoman pada panduan wawancara. Contoh: kita ingin mengetahui sikap
penduduk terhadap pemakai air sungai untuk MCK. Pertanyaan misalnya:
1)
Bagaimana
pendapat bapak tentang pemakaian air sungai untuk minum?
2)
Jelaskan
alasan bapak!,
3)
Bagaimana
pendapat bapak tentang pemakaian sungai untuk tampat buang air?
Ada lima alterntif jawaban yaitu: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju. Pertanyaan positif yang jawabannya sangat
setuju diberi skor 5, jawaban setuju diberi skor 4, jawaban ragu-ragu diberi
skor 3, jawaban tidak setuju diberi skor 2, dan jawaban sangat tidak setuju
diberi skor 1. Sebaliknya pertanyaan negatif yang jawabannya sangat setuju
diberi skor 1, jawaban setuju diberi skor 2, jawaban ragu-ragu 3, jawaban tidak
setuju 4, dan jawaban sangat tidak setuju diberi skor 5. Contoh: sikap ibu-ibu
terhadap kesehatan balita mengenai kewajiban sekolah anak-anak minimal tamat
SLTA.
4)
Bagaimana
pendapat bapak jika anak perempuan bapak yang berumur 17 tahun sudah dilamar
orang untuk dinikahi?
5)
Setuju
atau tidak setuju, beri alasan bapak?
2.
Secara
langsung berstruktur
Pengukuran sikap secara langsung berstruktur artinya
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun secara sistemtis dan
berstruktur yang ditanyakan langsung kepada responden baik secara lisan atau
tertulis. Salah satu alat pengukuran sikap yang cukup terkenal dan praktis
adalah pengukuran sikap dengan skala likert. Skala pengukuran ini disebut juga
“summated ratings”.
Skala likert mengukur sikap dengan
sejumlah pertanyaan berupa tanda centang (
) pada alternatif jawaban yang cocok dengan pendapat atau
diri anda masing-masing pad pernyataan di bawah ini. Alternatif jawaban adalah
SS = sangat setuju, S = setuju, Rr =ragu-ragu, TS = tidak setuju, STS =sangat
tidak setuju.

Pertanyaan positif







Pertanyaan
negatif






SS S Rr TS STS
Selain skala likert, pengukuran skala sikap dapat
dilakukan secara tidak langsung misalnya melalui skala semantik diferensial
yang terstandar yang dikembangakan oleh charles E. Osgood.
G.
Prasangka
Prasangka dalam bahasa inggris disebut prejudice.
Prasangka adalah sikap yang tidak menyenangkan atau cenderung negatif terhadap
seseorang atau sekelompok orang. Orang yang dikenal prasangka tersebut menjadi
tidak enak atau akan komplain dengan prasangka tersebut merupakan pendapat atau
penilaian yang tidak mempunyai dasar yang kuat, sehingga bila dibandingkan
dengan kenyataan jauh berbeda.
Sumber prasangka adalah perbedaan antarkelompok, etnis,
ras, dan ideologi. Perbedaan posisi, juga menjadi sumber prasangka. Selain itu,
kekurangan informasi tentang sesuatu hal yang menjadi sumber terjadinya
prasangka. Prasangka itu, bila sudah terbentuk dalm diri seseorang maka akan
memengaruhi atau menimbulkan damapak negatif terhadap orang yang prasangka
tadi.
No comments:
Post a Comment