• Breaking News

    Wednesday, 13 May 2015

    Makalah Bio Mekanika dalam Keperawatan



    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.    TINJAUAN TEORI

    Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmu yang tertua dari semua cabang ilmu dalam fisika. Tersebutlah nama-nama seperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan Issac Newton (1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileo adalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu dinamika. Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.
    Mekanika teknik atau disebut juga denagn mekanika terapan adalah ilmu yang mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanika terapan mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik. Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada system biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedoteran.
    Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dan sedang berkembang secara dinamis. Akan tetapi sebenarnya bidang ilmu sudah eksis sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat catatan akan siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia lakukan. Kontribusi dari para peneliti dalam bidang ilmu biologi, kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnai perkembangan biomekanika akhir-akhir ini.
    Biomekanik adalah ilmu tentang gerak makhluk hidup dengan menggunakan ilmu mekanika (Hatze, 1974). Ilmu mekanika merupakan cabang dari fisika yang mempelajari deskripsi dari gerakan dan bagaimana suatu gaya dapat menimbulkan gerakan.
    Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.    Penerapan Biomekanika dalam lingkup kesehatan

    ·        Didalam fisika Keperawatan membahas 2 bidang :
    1.      Bidangkedokteran
    2.      BidangFisika

    Fisika Kedokteran berperan dalam bidang :
    1.    Untuk menentukan fungsi tubuh yg meliputi kesehatan dan penyakit yang dikenal dengan faal fisika.
    2.    Meliputi pengetahuan tentang benda atau alat yg dipergunakan                                  dalam keperawatan seperti, alat ultrasonik, laser, radiasi.

    ·        Satuan internasional :
    Arus listrik                : Ampere (A)
    Temperatur                : Kelvin  (K (0 C = 273 K) & (100 C = 373 K))
    Intensitas cahaya      : Candela (Cd)
    Jumlah zat                 : mole (mole)

    ·        Gaya Pada Tubuh :
                Tubuh dikatakan seimbang bila gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol.
    Sistem tulang dan otot berfungsi sebagai pengumpil.
    Ada tiga kelas pengumpil :
    1. Klas I    : GB----------TT----------OTOT
    2. Klas II    : TT----------GB----------OTOT
    3. Klas III    : TT----------OTOT---------GB

    ·        Keseimbangan.
    a.    Keseimbangan Stabil
                1.    Pusat gravitasi naik jika diberi gaya
                2.    Muncul gaya pemulih
                3.    Tenaga potensial bertambah

    b.    Keseimbangan Labil
                1.    Pusat gravitasi turun jika diberi gaya
                2.    Posisi benda akan mengalami perubahan
                3.    tenaga potensial berkurang

    c.    Keseimbangan Normal
                1.    Pusat gravitasi tidak berubah jika diberi gaya
                2.    Tenaga potensial bertambah

    ·        Alat kesehatan
    Opthalmoskop    : Untuik mengetahui kondus oculi
    Retinoscop    : Untuk menentukan retina lensa
    Keratometer    : Untuk mengukur kelengkungan kornea
    Tonometer    : Untuk mengukur tekanan okuler spt. Px glaucoma (std. 12-23 mmhg)
    Lensometer    : Untuk melihat lensa mata
    Sitometer    : Untuk mengukur tek Kandung kencing (std 30 cm H2O

    ·        Bio optic

    Kelainan Refraksi Mata :
    1.    Mata Miopia ( Rabun Jauh / - )
           Miopia adalah suatu kelaiann refraksi dimana sinar sejajar yg datang dari jarak jauh, oleh mata dalam kondisi normal (Rileks akomodasi) dibiaskan di depan retina. Lensa mata miopia bersipat cembung sehingga memerlukan lensa mata Minus untuk meggeser agar bayangan benda tepat jatuh diretina.
    Penyebab :    
    -         Bersifat aksial yaitu sumbu bola mata terlalu panjang
    -         Bersifat refraktif karena lengkung lensa dan kornea mata lebih cembung dari pada normal.

    2.      Mata hypermetropi ( Rabun Dekat / + )
    Mata hypermetropi adalah suatu kelainan refraksi sinar sejajar yg datang dari
    jarak jauh tak terhingga oleh mata dalam keadaan normal (Rileks akomodasi) dibiaskan dibelakang retina. Lensa mata hypermetropi bersifat negatif, sehingga diperlukan lensa berkekuatan positif (plus) untuk memajukan agar letak bayangan tepat jatuh di retina.
    Penyebab :
    -         Bersifat aksial yaitu sumbu bola mata terlalu pendek
    -         Bersifat refraktif karena lengkung kornea kurang atau karena                     lensa mata terlalu tipis.
    -         Atau kelainan pada corpus vitreum spt pada penderita Diabet.

    3.      Mata Astigmatisma ( Cylinder )
    Kelaian Astigmatisma ialah Sinar-sinar sejajar yg datang dari jarak jauh, oleh mata dalam keadaan tanpa akomodasi, dibiaskan tidak pada satu titik fokus, melainkan pada beberapa titik fokus yg membentuk suatu garis. Ukuran / bobot pembiasan pada tiap-tiap meridian tidaklah sama. Biasanya terdapat 2 bidang utama yg mana kekuatan bias pada satu bidang lebih besar dari bidang yg lainnya. Dan kedua bidang tersebut saling tegak lurus.
    Astigmatisma terbagi atas dua bagian :
    a.    Astigmatisma beraturan / lazim (Reguler)
    b.    Astigmatisma tidak beraturan / (Irreguler)
    Tanda tanda astigmatisma sbb :   
    •    Mata sering lelah, pusing
    •    Penglihatan tidak tajam, kurang fokus
    •    Benda tampak seperti dobel-dobel, dll
    •    Objek bulat tampak benjol, garis lurus tampak agak bengkok, dll

    4.      Presbiopia (Rabun mata tua / + )
    Adalah gangguan penglihatan dekat karena faktor usia melewati usia 40 tahun.
    Perkiraan uk. Lensa baca menurut umur adalah sbb :
    + 100 = 40 th.
    + 150 = 45 th
    + 200 = 50 th
    + 250 = 55 th
    + 300 > 60 th.

    Jenis-jenis mata :
    •    Mata normal (mata emetropi) yaitu memiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh tak terhingga.
    •    Mata rabun jauh (miopi) disebut juga mata terang dekat, memiliki titik dekat kurang dari 25 cm (< 25 cm) dan titik jauhnya pada jarak tak terhingga.
    •    Mata hypermetripi ( Rabun dekat )
    •    Mata tua (presbiopi), letak titik dekat maupun titik jauh telah bergeser, titik dekatnya lebih dari 25 cm dan titik jauhnya hanya berada pada jarak tertentu.
    •    Astigmatisma disebabkan oleh kornea mata yang tidak berbentuk sferis, tapi lebih melengkung pada satu sisi daripada sisi yang lain, dapat ditolong dengan kaca mata berlensa silindris. Mata campuran ini mengalami presbiopi dan miopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa rangkap atau bifocal (negatif diatas dan positif dibawah)

    Peralatan yang digunakan untuk memeriksa cacat mata adalah dengan menggunakan opthalmoskop, retinoskop, keratometer, tonometer dari schiotz, rupilometer dan lensometer.

    B.     Konsep Biomekanika dalam Asuhan Keperawatan

    1.      Pengaturan Posisi

    ·        Pengertian Posisi Fowler
                   Posisi fowler adalah posisi setengah duduk a.tau duduk, di mana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
    Tujuan :
                a. Mobilisasi
                b. Memberikan perasaan nyaman pada pasien yang sesak napas
                c. Memudahkan perawatan misal memberi makan.
    Pelaksanaan :
                a. Pasien sesak napas
                b. Pasien pasca operasi struma, hidung.
    Cara:
    1.       Dudukkan pasien
    2.      Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi semifowler (30-45 derajat) dan untuk fowler (90 derajat).
    3.      Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk

    ·        Posisi Sims
                Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).
    Pelaksanaan :
                a. Pada pasien dengan pemeriksaan rectal
                b. Memberikan huknah, injeksi IM di otot gluteus maximus dll
    Cara:
    1.      Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
    2.      Tangan kiri diatas kcpala atau di belakang punggung dan tangan kanan di atas tempat tidur.
    3.      Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus, lutut, dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada.
    4.      Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri di atas tempat tidur

    ·        Posisi Dorsal Recumbent
                Pada posisi ini pasien berbaring tele;ntang dengan kedua lutut ficksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memc;riksa genitalia scrta proses persalinan.
    Dilaksanakan pada pasien dengan pemeriksaan ginecology, pemeriksaan genitalia, pelaksanaan perasat pasang kateter, vulva hygiene.
    Cara:
    1.      Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah di buka.
    2.      Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur dan renggangkan kedua kaki.
    3.      Pasang selimut

    ·        Posisi Litotomi
                Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut.
    Tujuan :
                Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi

    ·        Posisi Trendelenburg
                Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki.

    Tujuan :
                Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

    ·        Posisi Genu Pectoral
                Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur.
    Tujuan :
                Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid

    ·        Posisi Terlentang (supinasi)
                Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.
    Tujuan :
                a. Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
                b. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak tepat.
    Peralatan :
                a. Tempat tidur
                b. Bantal angin
                c. Gulungan handuk
                d. Footboard
                e. Sarung tangan (bila diperlukan)

    ·        Posisi Orthopneu
                Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed.
    Tujuan :
    a.      Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan memberikan ekspansi dada yang maksimal
    b.      Membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi
    Peralatan
                1. Tempat tidur
                2. Bantal angin
                3. Gulungan handuk
                4. Footboard
                5. Sarung tangan (bila diperlukan)

    ·        Posisi Pronasi (telungkup)
                Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesamping.
    Tujuan :
                1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
                2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
                3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post          operasi mulut atau tenggorokan.
    Peralatan :
                1. Tempat tidur
                2. Bantal angin
                3. Gulungan handuk
                4. Sarung tangan (bila diperlukan)

    ·        Posisi Lateral (SIDE LYING)
                Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping.
    Tujuan :
                a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik
                b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat
                c. Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.
    Peralatan :
                a. Tempat tidur
                b. Bantal angin
                c. Gulungan handuk
                d. Sarung tangan (bila diperlukan

    2.      TRAKSI
          Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot.
    Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan.
          Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh., tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan disebut dengan countertraksi.
          Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu. Suku Aztec dan mesir menggunakan traksi manual dan membuat splint dari cabang pohon.      Traksi telah menjadi sebuah ketetapan dalam management ortopedi hingga 1940 ketika fiksasi internal menggunakan nail, pin dan plate menjadi praktek yang sering. Pengembangan ini berpasangan dengan kurangnya pembedahan fraktur dengan kebutuhan ekonomi untuk perawatan rumah sakit yang lebih.
          Kita dapat menggunakan traksi :
    (1) untuk mendorong tulang fraktur kedalam tempat memulai, atau
    (2) untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau
    (3) untuk melakukan kedua hal tersebut, satunya ikuti dengan yang lain.
    Untuk mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus menemukan jalan untuk mendapatkan tulang pasien yang fraktur dengan aman, untuk beberapa minggu jika diperlukan. Ada 2 cara melakukan hal tersebut :
    (1) memberi pengikat ke kulit (traksi kulit).
    (2) dapat menggunakan Steinmann pin, a Denham pin, atau kirschner wir melalui tulangnya (traksi tulang).
         
          Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikan dan diatur, tetapi hal ini dapat dengan mudah diatur dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna pada kaki. Di lengan hal ini masih kurang nyaman, tidak menyakinkan, sulit untuk dijaga, dan frustasi untuk pasien. Untuk kesemua alas an ini, traksi lengan hanya digunakan dalam keadaan pengecualian yang lebih jauh.

          Klasifikasi traksi di dasari pada penahan tububh yang di capai:
    1.      Traksi Manual, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap seseorang dibagian tubuh yang terkena melalui tangan mereka.Traksi manual digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi plesrer atau selama pembedahan.
    2.      Traksi Skeletal, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan langsung ke sekeleton melalui pin, wire, atau baut dimasukkan dalam tulang. Traksi skeletal digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan traksi jangka panjang.
    3.      Traksi kulit, menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada bagian tubuh yang terkena melalui jaringan lunak.



    3.      Kesegarisan Tubuh

          Kesegarisan tubuh (body alignment) atau postur merupakan istilah yang sama dan mengacu pada posisi sendi, tendon, ligament, dan otot selama berbaring. Kesegarisan tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur muskusloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan menunjang keseimbangan.
          Dalam mempertahankan kesegarisan tubuh yang tepat, dan memindahkan klien dengan aman dari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar.
         
    Adapun faktor yang mempengaruhi kesegarisan tubuh:
    1.      Status kesehatan
          Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal, terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh.
    2.      Nutrisi
          Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu proses keseimbangan organ, otot, tendon, ligament, dan persendian. Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan enegi pada organ tersebut juga akan berkurang, sehingga dapat mengganggu proses keseimbangan.
    3.      Emosi
          Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligament, sendi, dan tulang.
    4.  Faktor social
    5.  Gaya hidup (life style)
          Perilaku gaya hidup seseorang dapat membuat seseorang menjadi lebih baik atau sebaliknya menjadi lebih buruk. Seseorang yang mempunyai gaya hidup yang tidak sehat misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik.
    6.  Perilaku dan nilai-nilai
          Adanya perubahan perilaku dan ilai seseorang dapat memengaruhi postur tubuh. Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat dapat mempengaruhi proses pembentukan postur tubuh orang lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.

    4.      Mekanika Tubuh
          Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah usaha untuk mengkordinasi
    system musculoskeletal dan saraf, sehingga individu dapat bergerak,
    mengangkat,
    membungkuk, berdiri, duduk, berbaring dan melakukan akvitas sehari-hari
    dengan sempurna.
    Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko cedera
    System musculoskeletal. Mekanika tubuh juga tepat memfasilitasi pergerakan
    tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan
    penggunaan energy otot yang berlebihan. Hal-hal tersebut mencakup
    kesegarisan tubuh (BodyAlignment), keseimbangan tubuh dan koordinasi
    gerakan.
    Prinsip Mekanika Tubuh :
    Mekanika tubuh penting bagi perawat dan kliennya.Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung tingkat kesehatan dan mencegah kecacatan serta untuk menjaga keselamatan klien. Disamping itu, mekanika tubuh juga bertujuan untuk menghibur pasien yaitu dengan meningkatkan kenyamanan dan kerjasama. Dalam hal ini, perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, memberikan obat, mengangkat, dan memindahkan klien dan menggerakan objek.
















    BAB III

    PENUTUP

    A.     KESIMPULAN

    Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi biomekanika sangat penting untuk diterapkan dalam dunia keperawatan, diantaranya alat-alat biomekanika, mekanika tubuh, traksi, pengaturan posisi, dan kegarisan tubuh. Dimana seorang perawat harus mengetahui penerapannya

    B.      SARAN

    Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini dapat lebih sempurna dan menjadi pedoman untuk kita semua.


















    DAFTAR PUSTAKA


    No comments:

    Post a Comment

    SD

    SMP

    SMA