PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Konsep
diri adalah pandangan seseorang tentang evaluasi dirinya sendiri. Konsep diri
merupakan potret diri secara mental , yamg dapat berubah yakni bagaimana
seseorang melihat, menilai dan menyikapi dirinya sendiri.Konsep diri tumbuh
dari interaksi social dalam lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan
individu. Konsep diri memiliki dimensi yaitu pengetahuan tentang diri sendiri,
penghargaan terhadap diri, dan penilaian terhadap diri sendiri.Konsep diri
menjadi bagian penting dari kepribadian seseorang dalam bersikap dan
berperilaku. Bila dalam diri seseorang dapat menerima dirinya apa adanya dengan
segala kekuatan dan kelemahannya serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang
luas, berarti menunujukkan bahwa ia memiliki konsep diri yang positif Fitts,
1971).
B.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui pengertian konsep diri.
2. Untuk
mengetahui komponen-komponen konsep
diri.
3. Untuk
mengetahui Jenis-jenis konsep diri.
4. Untuk
mengetahui teori konsep diri.
5. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri.
C.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
pengertian konsep diri ?
2. Bagaiman
komponen-komponen konsep diri?
3. Apa
sajakah jenis-jenis konsep diri?
4. Bagaimana
teori konsep diri ?
5. Faktor-faktor
apa sajakah yang mempengaruhi konsep diri ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KONSEP DIRI
Konsep
diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998).
Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan
orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan
objek, tujuan serta keinginannya. Konsep diri adalah cara individu memandang
dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual
( Beck, Willian dan Rawlin, 1986).
Konsep diri adalah merefleksikan pengalaman interaksi sosial, sensasinya juga didasarkan
bagaimana orang lain memandangnya ( Potter&
Perry ,1993)
Beck
William Rowles (1993), mendefinisikan konsep
diri sebagai cara memandang individu terhadap diri secara utuh baik fisik,
emosi, intelektual, sosial & spiritual.Secara umum, konsep diri adalah
semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya
dalam berhubungan dengan orang lain.
B.
KOMPONEN-KOMPONEN
KONSEP DIRI
Konsep
diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri
(Self esteem), Peran Diri (Self Rool) dan Identitas Diri (self idencity).
a. Citra Tubuh
(Body Image)
Body Image
(citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun tidak
disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis
karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman
baru.Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak
anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan
mereka. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu
ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual
dalam penampilan, stuktur dan fungsi (Potter & Perry, 2005).
b. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu
tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi.
Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau
sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan mewujudkan
cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat
tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan
sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuan
menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung.Ideal diri penting untuk
mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.Pembentukan ideal diri dimulai
pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang yang dekat dengan dirinya yang
memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu
menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dari dasar ideal diri.
Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada
orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang
merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung
jawab.
c. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian
tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan
orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai
dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri,
sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas,
tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya
(Keliat BA, 2005).Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan
perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga
diri akan sangat mengancam pada saat pubertas, karena pada saat ini harga diri
mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut
dirinya sendiri.
d. Peran Diri
Peran diri adalah serangkaian pola sikap
perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan
fungsi individu di dalam kelompok sosial.Setiap orang disibukkan oleh beberapa
peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur
kehidupannya.Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi
kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.
e. Identitas
Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang
diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian
dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan orang lain. Seseorang
yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda
dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas berkembang sejak masa
kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep diri.Dalam identitas diri
ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu
menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.
C.
JENIS-JENIS
KONSEP DIRI
Konsep diri
dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif,
yang mana keduanya memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda antara ciri
karakteristik konsep diri positif dan karakteristik konsep diri yang negative.
1. Konsep
Diri Positif
Individu yang
memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya diri sendiri dan
selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang
dialami. Kegagalan tidak dipandang sebagai akhir segalanya, namun dijadikan
sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah kedepan. Individu yang
memiliki konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya sendiri dan melihat
hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan
datang.
Tanda-tanda
individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :
a.
Yakin akan kemampuan
dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa
mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah,
dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
b.
Merasa setara dengan
orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan
siapapun, selalu menghargai orang lain.
c.
Menerima pujian tanpa
rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah
diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi
meremehkan orang lain.
d.
Menyadari bahwa setiap
orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak
seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga
akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh
masyarakat.
e.
Mampu memperbaiki
karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan
berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum
menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik
agar diterima di lingkungannya.
Dasar konsep
diri positif adalah penerimaan diri.Kualitas ini lebih mengarah kekerendahan
hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan.Orang yang mengenal
dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif.
2. Konsep
Diri Negatif
Individu yang
memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak
berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak
menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu ini
akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang
dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai
halangan. Individu yang memiliki konsep diri negatif akan mudah menyerah
sebelum berperang dan jika ia mengalami kegagalan akan menyalahkan diri sendiri
maupun menyalahkan orang lain.
Tanda-Tanda
individu yang memiliki konsep diri negatif adalah :
a. Peka
terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah
marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi
dari individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan
dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering
dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi
orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang
terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang
keliru.
b. Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia
mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan
antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti ini, segala macam
embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian. Bersamaan
dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang
lain.
c. Cenderung
bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan
siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau
pengakuan pada kelebihan orang lain.
d. Cenderung
merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena
itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan
kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut merasa rendah
diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela
atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan).
e.
Bersikap psimis
terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan
orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya
melawan persaingan yang merugikan dirinya.
D.
TEORI
KONSEP DIRI
3 Teori untuk
mengetahui latar belakang sikap, perilaku dan asumsi individu :
1. Psikodinamika
Berasal dari
Sigmund Freud, asal kata Psiche: pikiran, namun mencakup perasaan, pengalaman
masa lalu, roh dan jiwa.Kata Dinamic: mengacu pada pandangan bahwa psikis
individu bersifat dinamis, tidak statis.
Teori dasar
Freud menekankan pada dorongan insting dari individu untuk melakukan hubungan,
baik internal maupun eksternal.Hal ini menunjukkan bahwa gaya komunikasi kita
dengan orang lain sangat dipengaruhi oleh bagaimana kita berkomunikasi dengan
diri kita sendiri.
2. Teori
Behavioris / Perilaku
Menurut John
Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian.Hubungan
berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks
perilaku.Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi,
kepribadian, emosi dan pembelajaran.Skinner (1938); Teori Operant Conditioning,
Organisme akan membuat hubungan dengan stimulus dan respon serta hasil yang akan didapatkan bisa positif
ataupun negatif.
3. Teori
Humanistik
a. Maslow
(1954), hirarki kebutuhan manusia, harus dipenuhi untuk mengembangkan potensi
dalam diri manusia.
b. Carls
Rogers, manusia memiliki dorongan dari dalam diri untuk berkembang dan
bertumbuh menuju kematangan, yang akan menyebabkan individu mampu
mengaktualisasikan kapasitas (potensi) yang dimilikinya.
4 Prinsip Teori
Humanistik ( Atkinson, 1990) :
·
Manusia; central
interest, menekankan bahwa manusia bukan semata-mata objek yg berespon terhadap
lingkungan ketika diberikan penghargaan (reinforcement), namun manusia adalah
makhluk dinamis yang mampu membentuk lingkungannya dan mampu berespon terhadap
lingkungannya itu.
·
Perilaku manusia adalah
aspek yang penting untuk diselidiki, manusia memiliki kemampuan untuk memilih
dan memiliki kreativitas.
·
Subjektivitas lebih
penting dari pada Objektivitas. Pengalaman manusia dan subjektivitas lebih
penting dari pada objektivitas.
·
Nilai Kemanusiaan,
pandangan tentang manusia terletak pada
·
integritas dan keunikan
manusia.
E.
FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu :
1. Tingkat
perkembangan dan kematangan ;
2. Budaya;
3. Sumber
eksternal dan internal;
4. Pengalaman
sukses atau gagal;
5. Sterssor;
6. Usia,
keadaan sakit atau trauma.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pada hirarki dalam
kebutuhan Maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan
manusia adalah tercapainya aktualisasi diri dan untuk mencapai aktualisasi diri
diperlukan konsep diri yang sehat. Konsep diri adalah semua perasaan,
kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi
individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri mulai berkembang
secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang
lain.
B.
SARAN
Untuk konsep diri
rendah sebaiknya :
1. Hayalkan
suatu perilaku/kegiatan tentang pencapaian suatu usaha yang berhasil.
2. Tetapkan
tujuan jangka pepndek dari usaha anda dan susun rencana kegiatan harian.
3. Cari
orang lain untuk menyusun/mengoreksi rencana usaha anda.
4. Minta
umpan balik (penilaian dan saran ) orang lain
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna, Dkk. 2005 .Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Stuart, Gail & Sundeen, Sandra.
2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Kalau gak bisa klik kanan di jamin gak laju bro web nya, nge SOK loe
ReplyDelete