A.
EMOSI
Banyak orang salah mengartikan emosi adalah
luapan marah, padahal sebenarnya emosi adalah luapan semua perasaan seperti
marah, bahagia, sedih, kecewa, dan lain sebagainya. Semua orang pernah
melakukan emosi kapan saja karena memang kehidupan manusia dipenuhi oleh emosi
dan emosi dapat berubah kapanpun.
tidak ada orang yang tidak pernah beremosi,
contohnya saya. saya pernah mengeluarkan emosi bahagia ketika saya diberi kado
karena dapat nilai bagus, saya juga pernah mengeluarkan emosi sedih ketika saya
mendapatkan suatu masalah yang rumit. begitulah emosi. Apa emosi yang anda
ingin keluarkan dari dalam diri anda? emosi juga dapat dilihat dari mimik muka
seseorang, ketika orang itu bahagia maka dia akan tersenyum, ketika orang itu
bersedih dia akan menangis. Apakah anda masih belum jelas?
B. DEFINISI
EMOSI MENURUT PARA TOKOH
a. William James (dalam DR. Nyayu Khodijah)
mendefinisikan emosi sebagai keadaan budi rohani yang menampakkan dirinya
dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh.
b. Goleman, 1999 (dalam DR. Nyayu Khodijah) mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
c. Kleinginna & Kleinginna (dalam DR. Nyayu Khodijah) mencatat ada 92 definisi yang berbeda tentang emosi, namun disepakati bahwa keadaan emosional adalah suatu reaksi kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta dibarengi dengan perasaan yang kuat.
b. Goleman, 1999 (dalam DR. Nyayu Khodijah) mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
c. Kleinginna & Kleinginna (dalam DR. Nyayu Khodijah) mencatat ada 92 definisi yang berbeda tentang emosi, namun disepakati bahwa keadaan emosional adalah suatu reaksi kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta dibarengi dengan perasaan yang kuat.
d. Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of
psychology, emosi adalah sebagai suatu keadaan yang
terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang
mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi
dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan
baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.
C.
FUNGSI EMOSI
Bagi manusia, emosi tidak hanya berfungsi untuk
Survival atau sekedar untuk mempertahankan hidup, seperti pada hewan. Akan
tetapi, emosi juga berfungsi sebagai Energizer atau pembangkit energi yang
memberikan kegairahan dalam kehidupan manusia. Selain itu, emosi juga merupakan
Messenger atau pembawa pesan (Martin dalam DR. Nyayu Khodijah, 2006).
D.
MACAM-MACAM
EMOSI
Perbedaan
rangsang yang diterima oleh indra memberikan pengaruh terhadap perasaan
seseorang. Adanya perbedaan pengaruh tersebut, menimbilkan emosi yang berbeda
pula. Seperti orang yang mengalami musibah menjadi sedih siswa yang naik kelas
menjadi senang. Macam-macam emosi berdasarkan pengaruh perangsang yang diterima
indra antara lain emosi marah, emosi sedih, emosi iri, emosi takut, dan emosi
cinta.
Meskipun emosi itu sedemikian kompleksnya, namun Daniel
Goleman (1995) mengidentifikasi sejumlah kelompok emosi, yaitu sebagai berikut.
1. Amarah,
di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati,
terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, dan
kebencian patolgis.
2. Kesedihan,
di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri,
kesepian, itolak, putus asa, dan depresi.
3. Rasa takut,
di dalamnya meliputi rasa cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut
sekali, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik, da fobia.
4. Kenikmatan,
di dalamnya meliputi bahagia,gembira, ringan puas, senang, terhibur, bangga,
kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang, senang
sekali, dan mania.
5. Cinta,
di dalamya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang.
6. Terkejut,
di dalamnya meliputi terkesiap, takjub, terpana.
7. Jengkel,
meliputi rasa hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, dan mau muntah.
8. Malu,
meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib, dan hati
hancur lebur.
Dari deretan daftar emosi tersebut, berdasarkan temuan
penelitian Paul Ekman dari University of California di San Francisco
(Goleman,1995) ternyata ada bahasa emosi yang dikenal oleh bangsa-bangsa di
seluruh dunia, yaitu emosi yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi wajah yang di
dalamnya mengandung emosi takut, marah, sedih dan senang.
Ekspresi wajah seperti itu benar-benar dikenali oleh bangsa-bangsa di seluruh
dunia meskipun memiliki budaya yang berbeda-beda, bahkan termasuk bangsa yang
buta huruf, tidak terpengaruh oleh film, dan siaran televisi. Dengan demikian,
ekspresi wajah sebagai representasi dari emosi itu memiliki universalitas
tentang perasaan emosi tersebut. Kesimpulan ini diambil setelah Paul Ekman melakukan
penelitian dengan cara memperlihatkan foto-foto wajah yang menggambarkan
ekspresi-ekspresi emosi tersebut di atas kepada orang-orang yang memiliki
keterpencilan budaya, yaitu suku Fore di Papua Nugini, suku terpencil
berkebudayaan Zaman Batu di dataran tinggi tersaing. Hasilnya ternyata mereka
semua mengenali emosi yang tergambar pada ekspresi wajah dalam foto-foto
tersebut.
E.
TEORI-TEORI EMOSI
- Teori James-Lange
Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang
perubahan tubuh. Salah satu dari teori paling awal dalam emosi dengan ringkas
dinyatakan oleh Psikolog Amerika William James: “Kita merasa sedih karena kita
menangis, marah karena kita menyerang, takut karena kita gemetar”.
Teori ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh
James dan psikolog Eropa yaitu Carl Lange, yang membelokkan gagasan umum
tentang emosi dari dalam ke luar. Diusulkan serangkaian kejadian dalam keadaan
emosi:
- kita menerima situasi yang akan menghasilkan emosi,
- kita bereaksi ke situasi tersebut,
- kita memperhatikan reaksi kita.
Persepsi kita terhadap reaksi itu adalah dasar
untuk emosi yang kita alami. Sehingga pengalaman emosi – emosi yang dirasakan –
terjadi setelah perubahan tubuh; perubahan tubuh (perubahan internal dalam
sistem syaraf otomatis atau gerakan dari tubuh) memunculkan pengalaman
emosional.
Agar teori ini berfungsi, harus ada suatu
perbedaan antara perubahan internal dan eksternal tubuh untuk setiap emosi, dan
individu harus dapat menerima mereka. Di samping ada bukti perbedaan pola
respon tubuh dalam emosi tertentu, khususnya dalam emosi yang lebih halus dan
kurang intens, persepsi kita terhadap perubahan internal tidak terlalu teliti.
- Teori Cannon-Bard
Emosi yang dirasakan dan respon tubuh adalah kejadian yang berdiri
sendiri-sendiri. Di tahun I920-an, teori lain tentang hubungan antara keadaan
tubuh dan emosi yang dirasakan diajukan oleh Walter Cannon, berdasarkan
pendekatan pada riset emosi yang dilakukan oleh Philip Bard. Teori Cannon-Bard
menyatakan bahwa emosi yang dirasakan dan reaksi tubuh dalam emosi tidak
tergantung satu sarna lain, keduanya dicetuskan secara bergantian. Menurut
teori ini, kita pertama kali menerima emosi potensial yang dihasilkan dari
dunia luar; kemudian daerah otak yang lebih rendah, seperti hipothalamus
diaktifkan. Otak yang lebih rendah ini kemudian mengirim output dalam dua arah:
- ke organ-organ tubuh dalam dan otot-otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi emosi tubuh,
- ke korteks cerebral, dimana pola buangan dari daerah otak lebih rendah diterima sebagai emosi yang dirasakan.
Kebalikan dengan teori James-Lange, teori ini
menyatakan bahwa reaksi tubuh dan emosi yang dirasakan berdiri sendiri-sendiri
dalam arti reaksi tubuh tidak berdasarkan pada emosi yang dirasakan karena
meskipun kita tahu bahwa hipothalamus dan daerah otak di bagian lebih bawah
terlibat dalam ekspresi emosi, tetapi kita tetap masih tidak yakin apakah
persepsi tentang kegiatan otak lebih bawah ini adalah dasar dari emosi yang
dirasakan.
- Teori Kognitif tentang Emosi
Teori ini memandang bahwa emosi merupakan
interpretasi kognitif dari rangsangan emosional (baik dari luar atau dalam
tubuh). Teori ini dikembangkan oleh Magda Arnold (1960), Albert Ellis (1962),
dan Stanley Schachter dan Jerome Singer (1962). Berdasarkan teori ini, proses
interpretasi kognitif dalam emosi terbagi dalam dua langkah:
1.
Interpretasi stimuli dari lingkungan
Interpretasi pada stimulus, bukan stimulus itu
sendiri, menyebabkan reaksi emosional. Contohnya, jika suatu hari kamu menerima
kado dari Wini dimana Wini adalah musuh besarmu, maka kamu akan merasa takut
atau bisa mengganggap bahwa kado tersebut berbahaya. Tetapi akan berbeda
ceritanya bila Wini adalah seorang teman karibmu, maka kamu akan dengan senang
hati menerima dan membuka kado tersebut tanpa curiga. Jadi dalam teori
kognitifpada emosi, informasi dari stimulus berangkat pertama kali ke cerebral
cortex, dimana akan diinterpretasi pada pengalaman masa kini dan lamapau. Lalu
pesan tersebut dikirim ke limbyc system dan sistem saraf otonom yang kemudian
akan menghasilkan arousl secara fisiologis.
2.
Interpretasi stimuli dari tubuh yang dihasilkan
dari arousal saraf otonom
Langkah kedua dalam teori kognitif pada emosi
yaitu interpretasi stimulus dari dalam tubuh yang merupakan hasil dari arousal
otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori menekankan pentingnya
stimuli internal tubuh dalam mengalami emosi, tetapi sebenarnya itu berlanjut
ke interpretasi kognitif dari stimuli, dimana hal tersebut lebih penting dari
pada stimuli internal itu sendiri.
F.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI
Setelah pada postingan sebelumnya kita membahas
tentang jenis - jenis emosi, postingan
dengan judul faktor yang mempengaruhi emosi ini akan membahas lagi masalah yang
menyebabkan emosi itu berkembang pada diri seseorang.
a. Pola asuh Orang tua
Pola asuh orang tua sangat bervariasi. Ada pola
asuh yang otoriter, memanjakan, acuh tak acuh dan ada juga yang penuh dengan
cinta kasih.
b. Pengalaman Traumatik
Kejadian masa lalu yang memberikan kesannya
traumatis akan mempengaruhi perkembangan emosi seseorang. Akibatnya rasa takut
dan juga sikap terlalu waspada terhadap lingkungan seumur hidupnya
c. Tempramen
Tempramen adalah suasana hati yang mencirikan
kehidupan emosional seseorang. Tempramen adalah bawaan sejak lahir dan
merupakan bagian dari genetik yang mempunyai kekuatan hebat dalam kehidupan
manusia.
d. Jenis Kelamin
Secara otomatis perbedaan emosional antara Pria
dan Wanita berbeda.
e. Usia
Kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat
pertumbuhan dan kematangan fisiologis seseorang.
Semakin bertambah usia, kadar hormonal
seseorang menurun sehingga mengakibatkan penurunan pengaruh emosional
seseorang.
f. Perubahan Jasmani
Perubahan Jasmani yaitu perubahan hormon-hormon
yang mulai berfungsi sesuai dengan jenis kelaminnya masing-masing, misalnya
perubahan kulit wajah yang awalnya bersih menjadi jerawatan.
g. Perubahan Interaksi dengan Teman sebaya
Di usia remaja, anak didik kebanyakan membentuk
sebuah perkumpulan yang biasa disebut Genk. Faktor yang sering menimbulkan
masalah emosi ialah faktor hubungan cinta dengan teman lawan jenis.
h. Perubahan Pandangan Luar
Perubahan Pandangan Luar dapat menimbulkan
konflik dalam emosi seseorang, contoh :
- Tidak konsistennya sikap dunia luar terhadap
pribadi anak.
- Membeda-bedakan wanita dan pria
- Dunia luar memanfaatkan kondisi
ketidaklabilan seseorang untuk pengaruh yang negatif
i. Perubahan Interaksi dengan Sekolah
Sering kali seorang anak lebih percaya, lebih
patuh, lebih takut kepada guru daripada kepada orangtuanya.

Disusun

Oleh
Kelompok 1
Ibrahim
Resqiawati
Nasrianti
Hasrah Baharuddin
Nurul Hikmayanti
Verina Ardania

No comments:
Post a Comment