• Breaking News

    Wednesday, 17 June 2015

    EMOSI



    A.    EMOSI
    Banyak orang salah mengartikan emosi adalah luapan marah, padahal sebenarnya emosi adalah luapan semua perasaan seperti marah, bahagia, sedih, kecewa, dan lain sebagainya. Semua orang pernah melakukan emosi kapan saja karena memang kehidupan manusia dipenuhi oleh emosi dan emosi dapat berubah kapanpun.
    tidak ada orang yang tidak pernah beremosi, contohnya saya. saya pernah mengeluarkan emosi bahagia ketika saya diberi kado karena dapat nilai bagus, saya juga pernah mengeluarkan emosi sedih ketika saya mendapatkan suatu masalah yang rumit. begitulah emosi. Apa emosi yang anda ingin keluarkan dari dalam diri anda? emosi juga dapat dilihat dari mimik muka seseorang, ketika orang itu bahagia maka dia akan tersenyum, ketika orang itu bersedih dia akan menangis. Apakah anda masih belum jelas?
    B. DEFINISI EMOSI MENURUT PARA TOKOH
    a. William James (dalam DR. Nyayu Khodijah) mendefinisikan emosi sebagai keadaan budi rohani yang menampakkan dirinya dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh.
    b. Goleman, 1999 (dalam DR. Nyayu Khodijah) mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
    c. Kleinginna & Kleinginna (dalam DR. Nyayu Khodijah) mencatat ada 92 definisi yang berbeda tentang emosi, namun disepakati bahwa keadaan emosional adalah suatu reaksi kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta dibarengi dengan perasaan yang kuat.
    d. Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of psychology, emosi adalah sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.
    C.    FUNGSI EMOSI
    Bagi manusia, emosi tidak hanya berfungsi untuk Survival atau sekedar untuk mempertahankan hidup, seperti pada hewan. Akan tetapi, emosi juga berfungsi sebagai Energizer atau pembangkit energi yang memberikan kegairahan dalam kehidupan manusia. Selain itu, emosi juga merupakan Messenger atau pembawa pesan (Martin dalam DR. Nyayu Khodijah, 2006).
    D.    MACAM-MACAM EMOSI
    Perbedaan rangsang yang diterima oleh indra memberikan pengaruh terhadap perasaan seseorang. Adanya perbedaan pengaruh tersebut, menimbilkan emosi yang berbeda pula. Seperti orang yang mengalami musibah menjadi sedih siswa yang naik kelas menjadi senang. Macam-macam emosi berdasarkan pengaruh perangsang yang diterima indra antara lain emosi marah, emosi sedih, emosi iri, emosi takut, dan emosi cinta.
    Meskipun emosi itu sedemikian kompleksnya, namun Daniel Goleman (1995) mengidentifikasi sejumlah kelompok emosi, yaitu sebagai berikut.
    1.        Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, dan kebencian patolgis.
    2.        Kesedihan, di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, itolak, putus asa, dan depresi.
    3.        Rasa takut, di dalamnya meliputi rasa cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik, da fobia.
    4.        Kenikmatan, di dalamnya meliputi bahagia,gembira, ringan puas, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang, senang sekali, dan mania.
    5.        Cinta, di dalamya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang.
    6.        Terkejut, di dalamnya meliputi terkesiap, takjub, terpana.
    7.        Jengkel, meliputi rasa hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, dan mau muntah.
    8.        Malu, meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.
    Dari deretan daftar emosi tersebut, berdasarkan temuan penelitian Paul Ekman dari University of California di San Francisco (Goleman,1995) ternyata ada bahasa emosi yang dikenal oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia, yaitu emosi yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi wajah yang di dalamnya mengandung emosi takut, marah, sedih dan senang. Ekspresi wajah seperti itu benar-benar dikenali oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia meskipun memiliki budaya yang berbeda-beda, bahkan termasuk bangsa yang buta huruf, tidak terpengaruh oleh film, dan siaran televisi. Dengan demikian, ekspresi wajah sebagai representasi dari emosi itu memiliki universalitas tentang perasaan emosi tersebut. Kesimpulan ini diambil setelah Paul Ekman melakukan penelitian dengan cara memperlihatkan foto-foto wajah yang menggambarkan ekspresi-ekspresi emosi tersebut di atas kepada orang-orang yang memiliki keterpencilan budaya, yaitu suku Fore di Papua Nugini, suku terpencil berkebudayaan Zaman Batu di dataran tinggi tersaing. Hasilnya ternyata mereka semua mengenali emosi yang tergambar pada ekspresi wajah dalam foto-foto tersebut.
    E.     TEORI-TEORI EMOSI  
    • Teori James-Lange
    Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan tubuh. Salah satu dari teori paling awal dalam emosi dengan ringkas dinyatakan oleh Psikolog Amerika William James: “Kita merasa sedih karena kita menangis, marah karena kita menyerang, takut karena kita gemetar”.
    Teori ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh James dan psikolog Eropa yaitu Carl Lange, yang membelokkan gagasan umum tentang emosi dari dalam ke luar. Diusulkan serangkaian kejadian dalam keadaan emosi:
    1. kita menerima situasi yang akan menghasilkan emosi,
    2. kita bereaksi ke situasi tersebut,
    3. kita memperhatikan reaksi kita.
    Persepsi kita terhadap reaksi itu adalah dasar untuk emosi yang kita alami. Sehingga pengalaman emosi – emosi yang dirasakan – terjadi setelah perubahan tubuh; perubahan tubuh (perubahan internal dalam sistem syaraf otomatis atau gerakan dari tubuh) memunculkan pengalaman emosional.
    Agar teori ini berfungsi, harus ada suatu perbedaan antara perubahan internal dan eksternal tubuh untuk setiap emosi, dan individu harus dapat menerima mereka. Di samping ada bukti perbedaan pola respon tubuh dalam emosi tertentu, khususnya dalam emosi yang lebih halus dan kurang intens, persepsi kita terhadap perubahan internal tidak terlalu teliti.
    • Teori Cannon-Bard
                Emosi yang dirasakan dan respon tubuh adalah kejadian yang berdiri sendiri-sendiri. Di tahun I920-an, teori lain tentang hubungan antara keadaan tubuh dan emosi yang dirasakan diajukan oleh Walter Cannon, berdasarkan pendekatan pada riset emosi yang dilakukan oleh Philip Bard. Teori Cannon-Bard menyatakan bahwa emosi yang dirasakan dan reaksi tubuh dalam emosi tidak tergantung satu sarna lain, keduanya dicetuskan secara bergantian. Menurut teori ini, kita pertama kali menerima emosi potensial yang dihasilkan dari dunia luar; kemudian daerah otak yang lebih rendah, seperti hipothalamus diaktifkan. Otak yang lebih rendah ini kemudian mengirim output dalam dua arah:
    1. ke organ-organ tubuh dalam dan otot-otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi emosi tubuh,
    2. ke korteks cerebral, dimana pola buangan dari daerah otak lebih rendah diterima sebagai emosi yang dirasakan.
    Kebalikan dengan teori James-Lange, teori ini menyatakan bahwa reaksi tubuh dan emosi yang dirasakan berdiri sendiri-sendiri dalam arti reaksi tubuh tidak berdasarkan pada emosi yang dirasakan karena meskipun kita tahu bahwa hipothalamus dan daerah otak di bagian lebih bawah terlibat dalam ekspresi emosi, tetapi kita tetap masih tidak yakin apakah persepsi tentang kegiatan otak lebih bawah ini adalah dasar dari emosi yang dirasakan.
    • Teori Kognitif tentang Emosi
    Teori ini memandang bahwa emosi merupakan interpretasi kognitif dari rangsangan emosional (baik dari luar atau dalam tubuh). Teori ini dikembangkan oleh Magda Arnold (1960), Albert Ellis (1962), dan Stanley Schachter dan Jerome Singer (1962). Berdasarkan teori ini, proses interpretasi kognitif dalam emosi terbagi dalam dua langkah:
    1.       Interpretasi stimuli dari lingkungan
    Interpretasi pada stimulus, bukan stimulus itu sendiri, menyebabkan reaksi emosional. Contohnya, jika suatu hari kamu menerima kado dari Wini dimana Wini adalah musuh besarmu, maka kamu akan merasa takut atau bisa mengganggap bahwa kado tersebut berbahaya. Tetapi akan berbeda ceritanya bila Wini adalah seorang teman karibmu, maka kamu akan dengan senang hati menerima dan membuka kado tersebut tanpa curiga. Jadi dalam teori kognitifpada emosi, informasi dari stimulus berangkat pertama kali ke cerebral cortex, dimana akan diinterpretasi pada pengalaman masa kini dan lamapau. Lalu pesan tersebut dikirim ke limbyc system dan sistem saraf otonom yang kemudian akan menghasilkan arousl secara fisiologis.  
    2.      Interpretasi stimuli dari tubuh yang dihasilkan dari arousal saraf otonom
    Langkah kedua dalam teori kognitif pada emosi yaitu interpretasi stimulus dari dalam tubuh yang merupakan hasil dari arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori menekankan pentingnya stimuli internal tubuh dalam mengalami emosi, tetapi sebenarnya itu berlanjut ke interpretasi kognitif dari stimuli, dimana hal tersebut lebih penting dari pada stimuli internal itu sendiri.
    F.     FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI
    Setelah pada postingan sebelumnya kita membahas tentang jenis - jenis emosi, postingan dengan judul faktor yang mempengaruhi emosi ini akan membahas lagi masalah yang menyebabkan emosi itu berkembang pada diri seseorang.

    a. Pola asuh Orang tua
    Pola asuh orang tua sangat bervariasi. Ada pola asuh yang otoriter, memanjakan, acuh tak acuh dan ada juga yang penuh dengan cinta kasih.

    b. Pengalaman Traumatik
    Kejadian masa lalu yang memberikan kesannya traumatis akan mempengaruhi perkembangan emosi seseorang. Akibatnya rasa takut dan juga sikap terlalu waspada terhadap lingkungan seumur hidupnya

    c. Tempramen
    Tempramen adalah suasana hati yang mencirikan kehidupan emosional seseorang. Tempramen adalah bawaan sejak lahir dan merupakan bagian dari genetik yang mempunyai kekuatan hebat dalam kehidupan manusia.

    d. Jenis Kelamin
    Secara otomatis perbedaan emosional antara Pria dan Wanita berbeda.

    e. Usia
    Kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan fisiologis seseorang.
    Semakin bertambah usia, kadar hormonal seseorang menurun sehingga mengakibatkan penurunan pengaruh emosional seseorang.

    f. Perubahan Jasmani
    Perubahan Jasmani yaitu perubahan hormon-hormon yang mulai berfungsi sesuai dengan jenis kelaminnya masing-masing, misalnya perubahan kulit wajah yang awalnya bersih menjadi jerawatan.

    g. Perubahan Interaksi dengan Teman sebaya
    Di usia remaja, anak didik kebanyakan membentuk sebuah perkumpulan yang biasa disebut Genk. Faktor yang sering menimbulkan masalah emosi ialah faktor hubungan cinta dengan teman lawan jenis.


    h. Perubahan Pandangan Luar
    Perubahan Pandangan Luar dapat menimbulkan konflik dalam emosi seseorang, contoh :
    - Tidak konsistennya sikap dunia luar terhadap pribadi anak.
    - Membeda-bedakan wanita dan pria
    - Dunia luar memanfaatkan kondisi ketidaklabilan seseorang untuk pengaruh yang negatif

    i. Perubahan Interaksi dengan Sekolah
    Sering kali seorang anak lebih percaya, lebih patuh, lebih takut kepada guru daripada kepada orangtuanya.








    Psikologi
“EMOSI”
    Disusun
    Oleh
    Kelompok 1
    Ibrahim
    Resqiawati
    Nasrianti
    Hasrah Baharuddin
    Nurul Hikmayanti
    Verina Ardania
    AKPER Kharisma Gowa Raya

    No comments:

    Post a Comment

    SD

    SMP

    SMA