KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah
SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah mengenai defenisi “INFEKSI
SALURAN KEMIH” dapat terselesaikan.
Penulis juga menyadari bahwa makalah
ini tidak luput dari kelemahan dan kekurangan.Oleh karena itu ,penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,demi menyempurnakan
penulisan makalah ini.
Penulis sangat berharap makalah ini
dapat bermanfaat sebagai referensi dan menambah wawasan bagi pihak yang
membutuhkan.Dan penulis juga berharap,semoga Allah SWT meridhoi pembuatan karya
ilmiah ini dan memberikan pahala yang setimpal atas kebaikan penulis
menciptakan karya ilmiah ini.
Sungguminasa, 08 April
2013
PENULIS
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di
sepanjang jalan saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi
suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus
ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat
100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau
kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri.Bakteriuria
bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala.
Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.
Infeksi saluran
kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra wanita yang
lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung
kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta
iritasi kulit lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek
meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu
berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami
relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung
kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut.
Uterus pada kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan
tertentu.
Infeksi saluran
kemih pada pria jarang terjadi, pada pria dengan usia yang sudah lanjut,
penyebab yang paling sering adalah prostatitis atau hyperplasia prostat.
Prostat adalah sebuah kelenjar seukuran kenari yang terletak tepat di bawah
saluran keluar kandug kemih. Hiperplasia prostat dapat menyebabkan
obstruksi aliran yang merupakan
predisposisi untuk timbulnya infeksi dalam keadaan normal, sekresi prostat
memiliki efek protektif antibakteri.
Pengidap diabetes
juga berisiko mengalami infeksi saluran kemih berulang karena tingginya kadar
glukosa dalam urin, fungsi imun yamg menurun, dan peningkatan frekuensi kandung
kemih neurogenik. Individu yang mengalami cedera korda spinalis atau
menggunakan kateter urin untuk berkemih juga mengalami peningkatan risiko
infeksi.
B. RUMUSAN
MASALAH
Adapun rumusan masalah
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
·
Apakah yang dimaksud dengan infeksi saluran kemih?
·
Bagaimana defenisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pencegahan,
penatalaksanaan dan diagnosa dari infeksi saluran
kemih?
C. TUJUAN
PENULISAN
Pada makalah ini akan dibahas tentang penyakit
infeksi saluran kemih
BAB
II
PEMBAHASAN
INFEKSI SALURAN KEMIH
(ISK)
I.
DEFENISI
ISK atau infeksi saluran kemih adalah
adanya infeksi oleh mikro-organisme dalam saluran kemih. Mikro-organisme
sebagai penyebab ISK kebanyakan bakteri aerob. Selain itu ISK dapat disebabkan
oleh virus dan jamur.
II.
ETIOLOGI
Mikro-organisme
terbanyak sebagai penyebab ISK,yaitu :
1. Escherichia Coli
2. Klebsiella atau Enterobacter
3. Proteus
4. Pseudomonas aeruginosa
5. Staphylococcus epidermidis
6. Enterococci
7. Candida albicans
8. Staphylococcus aerus
9. Adapun virus yang dapat menyebabkan ISK yaitu
Adenivirus
Penyebab
lain penyebab ISK adalah sebagai berikut :
·
Kurang
minum air putih
·
Suka
menahan untuk buang air kecil
·
Cara
cebok yang salah
·
Tidak
buang air kecil sebelum melakukan hubungan intim
·
Penularan
karena sering gonta ganti pasangan hubungan intim
·
Ada
riwayat penyakit kelamin ataupun kencing batu,dll.
III.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
infeksi saluran kemih berlangsung secara berurutan. Pada individu normal,
biasanya laki-laki maupun perempuan urin selalu steril karena dipertahankan
jumlah dan frekuensi kencing. Utero distal merupakan tempat kolonisasi
mikroorganisme nonpathogenic fastidious Gram-positive dan gram negative.
(Sukandar, E., 2004). Urin biasanya berada dalam keadaan steril. Infeksi
berlaku apabila bakteri masuk ke dalam urin dan mula bertumbuh. Proses infeksi
ini biasanya bermula pada pembukaan uretra di mana urin keluar dari tubuh dan
masuk naik ke dalam traktus urinari.
Biasanya,
dengan miksi ia dapat mengeluarkan bakteri yang ada dari uretra tetapi jika bakteri
yang ada terlalu banyak, proses tersebut tidak membantu. Bakteri akan naik ke
atas saluran kemih hingga kandung kemih dan bertumbuh kembang di sini dan
menjadi infeksi. Infeksi bisa berlanjut melalui ureter hingga ke ginjal. Di
ginjal, peradangan yang terjadi disebut pielonefritis yang akan menjadi keadaan
klinis yang serius jika tidak teratasi dengan tuntas (Balentine, 2009).
Hampir semua infeksi saluran kemih (ISK)
disebabkan invasi mikroorganisme asending dari uretra ke dalam kandung kemih.
Pada beberapa pasien tertentu invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal.
Proses ini, dipermudah refluks vesikoureter. Proses invasi mikroorganisme
hematogen sangat jarang ditemukan di klinik, mungkit akibat lanjut dari
bakteriema. Ginjal diduga merupakan lokasi infeksi sebagai akibat lanjut
septikemi atau endokarditis akibat Stafilokokus aureus. Kelainan ginjal yang
terkait dengan endokarditis (Stafilokkokus aureus) dikenal Nephritis Lohein.
Beberapa penelitian melaporkan pielonefritis akut (PNA) sebagai akibat lanjut
invasi hematogen. (Sukandar, E., 2004)
Patogenesis infeksi saluran kemih sangat
kompleks, karena tergantung dari banyak faktor seperti faktor pejamu (host) dan
faktor organisme penyebab. Bakteri dalam urin dapat berasal dari ginjal,
ureter, vesika urinaria atau dari uretra. Beberapa faktor predisposisi ISK
adalah obstruksi urin, kelainan struktur, urolitiasis, benda asing, refluks
atau konstipasi yang lama. Bakteri uropatogenik yang melekat pada pada sel
uroepitelial, dapat mempengaruhi kontraktilitas otot polos dinding ureter, dan
menyebabkan gangguan peristaltik ureter. Melekatnya bakteri ke sel
uroepitelial, dapat meningkatkan virulensi bakteri tersebut (Hanson, 1999).
Mukosa kandung kemih dilapisi oleh
glycoprotein mucin layer yang berfungsi sebagai anti bakteri. Rusaknya lapisan
ini akibat dari mekanisme invasi bakteri seperti pelepasan toksin dapat
menyebabkan bakteri dapat melekat, membentuk koloni pada permukaan mukosa,
masuk menembus epitel dan selanjutnya terjadi peradangan. Bakteri dari kandung
kemih dapat naik ke ureter dan sampai ke ginjal melalui lapisan tipis cairan
(films of fluid), apalagi bila ada refluks vesikoureter maupun refluks
intrarenal. Bila hanya vesika urinaria yang terinfeksi, dapat mengakibatkan
iritasi dan spasme otot polos vesika urinaria, akibatnya rasa ingin miksi terus
menerus (urgency) atau miksi berulang kali (frequency), dan sakit waktu miksi
(dysuri).
Mukosa vesika urinaria menjadi edema,
meradang dan perdarahan (hematuria). Infeksi ginjal dapat terjadi melalui
collecting system. Pelvis dan medula ginjal dapat rusak, baik akibat infeksi
maupun oleh tekanan urin akibat refluks berupa atrofi ginjal. Pada
pielonefritis akut dapat ditemukan fokus infeksi dalam parenkim ginjal, ginjal
dapat membengkak, infiltrasi lekosit polimorfonuklear dalam jaringan
interstitial, akibatnya fungsi ginjal dapat terganggu. Pada pielonefritis
kronik akibat infeksi, adanya produk bakteri atau zat mediator toksik yang
dihasilkan oleh sel yang rusak, mengakibatkan parut ginjal (renal scarring).
(Hanson, 1999).
IV.
MANIFESTASI KLINIK
Ø Gejala infeksi saluran kemih :
1. Rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah
di coba untuk berkemih namun tidak ada air kemih yang keluar.
2. Sering kencing dan kesakitan saat kencing
3. Nyeri pada pinggang
4. Warna air seni kental/pekat seperti air the,
kadang kemerahan bila ada darah.
5. Demam atau menggigi, yang dapat menandakan
infeksi telah mencapai ginjal.
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang
berlanjut dan tidak sembuh-sembuh (dapat memicu kanker kandung kemih).
Ø Tanda-tanda infeksi saluran kemih :
·
Sensasi
panas ketika buang air kecil
·
Lebih
sering merasa ingin buang air kecil
·
Ingin
buang air kecil tapi tidak bisa
·
Bocor
urin dalam jumlah kecil
·
Aroma
urin yang menyengat
·
Warna
urin yang keruh, gelap atau berdarah
V.
PENCEGAHAN
Adapun cara
pencegahan penyakit ISK adalah sebagai berikut :
·
Memperbanyak
mengkonsumsi air putih setiap hari (minimal 8 gelas/hari).
·
Jangan
menunda bila merasa ingin buang air kecil.
·
Bagi
wanita, cebok dengan cara dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari
anus masuk ke vagina atau uretra.
·
Bersihkan
alat vital sebelum berhubungan intim.
·
Buang
air kecil setelah berhubungan seksual untuk membersihkan bakteri dari saluran
kencing.
·
Mandi
dengan gayung/shower, tidak dengan bath tub.
·
Hindari
pemakaian cairan yang tidak jelas manfaatnya pada alat kelamin karena dapat
mengiritasi uretra.
VI.
PENGOBATAN/PENATALAKSANAAN
Adapun
pengobatan/penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk penderita ISK adalah
sebagai berikut :
·
Menggunakan
pengobatan dosis tunggal.
·
Menggunakan
pengobatan jangka pendek antara 10-14 hari.
·
Menggunakan
pengobatan jangka panjang antara 4-6 minggu.
·
Menggunakan
pengobatan pencegahan (profilaksi) dosis
rendah.
·
Menggunakan
pengobatan supresif, yakni pengobatan lanjutan jika pemberantasan (erodikasi)
bakteri belum memberikan hasil.
·
Selain
itu, ISK juga dapat diobati dengan cara tradisional,misalnya dengan obat
herbal.
VII. DIAGNOSA
Untuk pemeriksaan infeksi saluran kemih, digunakan urin segar (urin pagi).
Urin pagi adalah urin yang pertama – tama diambil pada pagi hari setelah bangun
tidur. Digunakan urin pagi karena yang diperlukan adalah pemeriksaan pada
sedimen dan protein dalam urin. Sampel urin yang sudah diambil, harus segera
diperiksa dalam waktu maksimal 2 jam. Apabila tidak segera diperiksa, maka
sampel harus disimpan dalam lemari es atau diberi pengawet seperti asam format.
Bahan untuk sampel urin
dapat diambil dari:
·
Urin porsi tengah,
sebelumnya genitalia eksterna dicuci dulu dengan air sabun dan NaCl 0,9%.
·
Urin yang diambil
dengan kateterisasi 1 kali.
·
Urin hasil aspirasi
supra pubik.
Bahan yang
dianjurkan adalah dari urin porsi tengah dan aspirasi supra pubik.
Pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya adalah sebagai berikut:
ü Pemeriksaan laboratorium
1.
Analisa Urin (urinalisis)
Pemeriksaan urinalisis meliputi:
·
Leukosuria
(ditemukannya leukosit dalam urin).
Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih
leukosit (sel darah putih) per lapangan pandang dalam sedimen urin.
·
Hematuria
(ditemukannya eritrosit dalam urin).
Merupakan petunjuk adanya infeksi saluran kemih
jika ditemukan eritrosit (sel darah merah) 5-10 per lapangan pandang
sedimen urin. Hematuria bisa juga karena adanya kelainan atau penyakit lain,
misalnya batu ginjal dan penyakit ginjal lainnya.
2.
Pemeriksaan bakteri
(bakteriologis)
Pemeriksaan bakteriologis meliputi:
·
Mikroskopis.
Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa
pewarnaan).
Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan
pandang.
·
Biakan bakteri.
Untuk memastikan diagnosa infeksi saluran kemih.
3.
Pemeriksaan kimia
Tes ini dimaksudkan
sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin. Contoh, tes reduksi griess
nitrate, untuk mendeteksi bakteri gram negatif. Batasan: ditemukan lebih
100.000 bakteri. Tingkat kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas 99%.
4.
Tes Dip slide (tes
plat-celup)
Untuk menentukan
jumlah bakteri per cc urin. Kelemahan cara ini tidak mampu mengetahui jenis
bakteri.
5.
Pemeriksaan
penunjang lain
Meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi
intra vena), USG dan Scanning. Pemeriksaan penunjang ini dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya batu atau kelainan lainnya.
Pada
infeksi berat, ditandai dengan demam, kekakuan atau nyeri panggul, urea dan
kreatinin pengukuran dapat dilakukan untuk menilai apakah fungsi ginjal telah
terpengaruh.
Sebagian
besar kasus infeksi saluran kemih lebih rendah pada wanita adalah jinak dan
tidak memerlukan laboratorium lengkap bekerja-up. Namun, ISK pada bayi muda
harus menerima beberapa studi pencitraan, biasanya urethrogram retrograd, untuk
mengetahui ada / tidaknya kelainan kongenital saluran kemih. Pria juga harus
diselidiki lebih lanjut. Metode khusus penyelidikan termasuk x-ray, Kedokteran
Nuklir, MRI dan CAT teknologi scan.
VIII. KOMPLIKASI
ISK dapat menyebabkan komplikasi berupa batu
saluran kemih, hipertensi, ataupun gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis
atau transplanstasi ginjal. Karena itu, perlu mengenal ISK sedini mungkin agar
dapat ditata laksana dengan adekuat untuk menghindari akibat yang lebih buruk.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infeksi saluran
kemih secara umum dapat disebabkan oleh E.coli atau penyebab yang paling
lazim. Penyebab infeksi saluran
kemih pertama pada sekitar 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara
lain : sering kencing, disuria, adanya keluhan nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih
bagian atas. Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli,juga dapat di sebabkan oleh Klebsiella atau
Enterobacter, Proteus, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, Enterococci,
Candida albicans, Staphylococcus aerus, dan adapun virus yang dapat menyebabkan
ISK yaitu Adenivirus.
Gambaran klinis dari penyakit infeksi saluran
kemih umumnya adalah sebagai berikut:
►
rasa sakit pada punggung
► adanya darah pada urin (hematuria)
► adanya protein pada urin (proteinuria)
►
urin yang keruh
►
ketidakmampuan berkemih meskipun tidak atau
adanya urin yang keluar
►
demam
►
dorongan untuk berkemih pada malam hari
(nokturia)
►
tidak nafsu makan
►
lemah dan lesu (malaise)
►
rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)
►
rasa sakit di atas bagian daerah pubis (pada
wanita)
►
rasa tidak nyaman pada daerah rectum (pada
pria)
Media pembiakan yang sesuai untuk berbagai
mikroorganisme penyebab meningitis adalah media agar darah dan agar mac conkey.
Diagnosa yang dilakukan
untuk pendeteksian penyakit infeksi saluran kemih adalah dengan tujuan untuk
mengidentifikasikan adanya infeksi bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yang ada, namun gejala- gejala dari
infeksi saluran kemih, baik akut maupun kronik sangat sukar dibedakan dengan
infeksi saluran kemih yang biasa. Hal ini dikarenakan gambaran klinik dari
infeksi saluran kemih berat mirip dengan infeksi bakteri biasa.
B. SARAN
Semoga untuk ke
depan dapat ditingkatkan kesehatan dan kebersihan pada diri tiap – tiap
individu sehingga dapat terhindar dari penyakit penyakit infeksi bakteri secara
umum,salah
satunya Infeksi Saluran Kemih.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment