|
Pengertian
Kemoterapi
adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan
menyembuhkan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba,
fungi, protozoa, cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia.
A. PENGGOLONGAN
a. Berdasarkan khasiatnya terhadap hama/bakteri,
kemoterapi dibedakan atas :
1. bakterisida yaitu obat yang pada
dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama contoh : fenol, iodium,
sublimat. Baketrisida dapat dibagi 2 kelompok menurut fasenya:
a. Fase tumbuh ex. Penisilin dan
sefalosporin, polipeptida, sikloserin, rifampisin dan asam nalidiksat.
b. Fase istirahat ex. Aminoglikosida,
Nitrofurantoin, INH, Kotrimoksazol dan (polimiksin sebagai perkecualian
polipeptida)
2. bakteriostatik yaitu obat yang pada
dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan pembiakan bakteri, sedang
pemusnaan selanjutnya dilakukan oleh tubuh sendiri secara fagositosis ( kuman
dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh lainnya ), contohnya
antibiatik spektrum sempit.
b. Berdasarkan luas aktivitasnya.
1. Narrow spectrum (zat dgn aktivitas
sempit). ex. terhadap gram negatif (Streptomisin, Polimeiksin B, gentamisin dan
asam nalidiksat, sedangkan utk gram positif ( penisilin-G dan –V, eritromisin,
kanamisin, klindamisin dan asam fusidat.
2. Broad spectrum (zat dgn aktivitas
lebar/luas) aktif terhadap bakteri gram pasitif dan negatif. ex. sulfonamida,
ampisilin, dan sefalosporin, kloramfenikol dan tetrasiklin, rifampisin.
B. MEKANISME KERJA.
Kemoterapeutik
dapat melakukan aktivitasnya melalui bbp cara, yakni dgn penghambatan sintesis
materi-materi penting dari bakteri, ex.
a. dinding sel: sintesanya terganggu
sehingga dinding kurang sempurna dan tdk dpt menahan tekanan osmotik dari plasma
lagi akibatnya pecah. (ex. penisilin dan sefalosporin)
b. membran sel : molekul-molekul
lipoprotein dari membran sel dikacaukan sintesisnya, shg lebih permiabel dan
zat penting dari sel akan keluar. ex. polipeptida dan palien (nistatin,
amfoterisin-B, pimarisin).
c. Protein sel :
Kloramfenikol, tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida(eritromisin) dan
linkosin.
d. Asam-asam inti (DNA dan
RNA). ex. rifampisin (RNA), asam nalidiksat (DNA), IDU dan mitomisin.
e. Antagonis saingan: Obat
menyaingi zat-zat penting utk metabolisme bakteri hingga pertukaran zatnya
terhenti, a.l.: Sulfonamida, trimetoprin, PAS dan INH.
B.
PENGGUNAAN DAN PILIHAN KEMOTERAPEUTIKA.
Pada infeksi berat dianjurkan agar terlebih dahulu dilakukan pembiakan
dari cairan tubuh, misalnya darah, nanah atau dahak, untuk menentukan kuman
pembangkit infeksi dan kemoterapeutika mana paling aktif terhadapnya. Hanya
dalam beberapa hal yang gawat pengobatan tidak boleh ditundah dan harus segera
dimulai, karena penyakit bisa fatal, antara lain pada meningitis,
endokarditis dan sepsis (keracunan akibat zat-zat toksis bakteri, umumnya
gram negatif).
Sayang sekali
dalam praktek terapi terarah demikian sukar dilakukan karena tak selalu
adanya fasilitas pembiakan atau karena waktu menunggu yang terlalu lama. Maka
untuk praktisnya dokter memilih obat atas dasar jenis dan beratnya infeksi
serta pengalamannya.
Dosis hendaknya dipilih
sedemikian tinggi, hingga ditempat infeksi konsentrasi obat melampaui MIC-nya
untuk pembangkit (Minimum inhibitory Concentration / lihat pendahuluan).
Adalah penting, bahwa efek terapi tidaklah ditentukan oleh kadar obat dalam
darah, melainkan oleh kadar obat dijaringan yang dihinggapi infeksi, yang
tergantung lagi dari daya-difusi, pengikatan protein dan ekskresinya. Guna
mencapai kadar puncak dalam darah dan jaringan seringkali perlu dimulai dengan
dosis berganda (loading dose), misalnya dengan sulfa, doksisiklin dan
kloroquin. Atau juga dimulai dengan injeksi pada infeksi parah, misalnya
penisilin G, tetrasiklin atau kinin.
Frekuensi pentakaran tergantung dari pada
plasma half-life (t1/2) obat, yang seperti telah
diuraikan merupakan ukuran untuk cepat eliminasinya. Obat dengan
t ½ pendek harus diberikan seringkali (sampai
4 kali sehari)sedangkan obat dengan t ½ panjang cukup diberikan satu kali
sehari, bahkan satu kali seminggu pada sulfa long-acting tertentu.
Lamanya terapi harus cukup panjang agar
terhindar kambuhnya penyakit, biasannya hingga 3-4 hari setelah
gejala-gejalanya lenyap. pengobatan penyakit-penyakit tertentu perlu
dilanjutkan lama, misalnnya tifus, malaria, TBC, endokarditis, bahkan kerapkali
seumur hidup pada lepra.
D. PILIHAN OBAT
Bila harus dipilih antara beberapa obat dengan aktivitas-aktivitas dan
sifat-sifat farmakokinetik yang lebih kurang sama, maka hendaknya diperhatikan
beberapa faktor, yaitu :
1. zat bakterisid lebih diutamakan dari
pada zat bakteriostatik, terutama jika daya-tangkis pasien sudah berkurang,
seperti pada penyaki-penyakit darah (anemia aplastis, agranulositosis),
endokarditia dan pada pembawa-pembawa bakteri (carier). Pada pasien-pasien
demekian leokosit-leokositnya kurang aktif lagi untuk ”melarutkan” bakteri-bakteri
yang telah dihambat pertumbuhannya oleh bakteriostatika. inilah sebabnya
mengapa sulfonamid kini tak sering digunakan lagi dan terdesak oleh penisilin
atau kotrimoksazol.
2. Zat dengan persentase pengikatan protein (PP)
yang rendah diutamakan, karena hanya obat bebas dapat mendifusi ketempat
infeksi.
3. Zat dengan daya-penetrasi
baik kedalam jaringan atau CCS lebih disukai agar lebih mudah masuk ketempat infeksi.
Hal ini sangat penting bila sarang infeksi terletak pada jaringan dengan
sirkulasi darah buruk. Obat dengan daya-penetrasi baik adalah amoksisilin,
rifampisin, dan linkosin, begitu pula spiramisin
khusus kedalam jaringan mulut dan tenggorokan. Sulfonamida, kloramfenikol dan
tetrasiklin agak lumayan difusinya, sedang kemoterapeutika lainnya kurang baik.
Penetrasi ke CCS dari kebanyakan obat ini boleh dikatakan buruk, terkecuali
sulfonamida, klorampenikol, rifampisin dan minosiklin, yang karena ini
merupakan obat utama pada meningitis.
E. EFEK SAMPING YANG TAK DIINGINKAN
Penggunaan kemoterapeutika yang sembarangan atau tidak tepat ( Skema )
pentakaranya selainnya dapat menggagalkan terapi, juga dapat menimbulkan
bahaya-bahaya lain, misalnya sensitasi, resistensi dan supra infeksi. (lihat pendahuluan)
Sensitasi. banyak obat, antara lain penisilin, streptomisin, kloramfenikol dan
sulfonamida setelah digunakan secara lokal, dapat mengakibatkan kepekaan
berlebihan, sipemakai menjadi hipersensitif untuk obat bersangkutan. Bila
kemudian obat yang sama digunakan secara sistemis (oral atau parenteral), maka
ada kemungkinan terjadinya salah satu reaksi alergi seperti gatal-gatal,
kemerah-merahan, bentol-bentol, atau lebih hebat: demam, kelainan-kelainan
darah dan shock.
Guna menghindarkan sensitasi
sebaiknya untuk salep, lotion dan sebagainya digunakan obat yang tidak
diberikan secara sistemis, misalnya basitrasin, neomisin dan framisetin. juga
tetrasiklin dapat dipakai karena jarang sekali menimbulkan sensitasi.
Resistensi. jika obat anti bakterian digunakan dengan dosis terlalu rendah atau waktu
terapi kurang lama hal ini dapat mempercepat suku-suku resisten : bakteri tidak
peka lagi untuk obat bersangkutan. Karena ini selalu dianjurakan dosis yang
cukup tinggi (dibandingkan MIC bakteri penyebab) untuk waktu yang cukup lama,
atau pula agar dugunakan kombinasi dari 2 obat, klhususnya pada TBC misalnya
rifampisin dengan INH, streptomisin dengan INH, dan sebagainya.
Sebagaimana telah diuraikan, resistensi bisa bersifat primer (bawaan) atau
sekunder (yang diperoleh) akibat mutasi secara spontan. Yang sangat
menghawatirkan adalah jenis resistensi yang disebut ekstra-kromosomal, yang
disebabkan dengan jalan pengoperan gen-gen (pendukung-pendukung sifat genetik)
dari satu bakteri kepada bakteri lain,dari keturunan yang sama atau kelainan.
Gen-gen yang diloporkan disebut faktor R (dari resistensi) dan terdiri dari
suatu bagian DNA yang terletak diluar kromosom. Pengoporan terutama terjadi
didalam usus pada kontak antara 2 bakteri dan khususnya basil-basil gram
negatif mengikuti mekanisme ini untuk menjadi resisten banyak negara sudah
dilaporkan meningkatnya suku-suku resisten terhadap sulfa dan antibiotika
utama.
Supra infeksi. Dengan ini dimaksudkan infeksin sekunder yang timbul
selama pengobatan dengan suatu obat berjalan; penyebabnya tidaklah sama dengan
bakteri yang mengakibatkan infeksi semula. Supra infeksi tertama terjadi pada
penggunaan obat braod-spectrum yang berhubung luas aktifitasnya memutuskan
keseimbangan antar bakteri didalam usus, saluran pernafasan dan alat
urogenital. Suku-suku mikroorganime yang lebih kuat atau resisten hilang
saingannya, dapat berkuasa dan menimbulkan infeksi baru.
Terkenal adalah supra-infeksi dengan suku-suka stapilacoccus
resisten, Proteus dan Pseudomonas, begitu pula dengan Candida dengan
fungi lain, yang diderita lebih kurang 2% dari pada pasien yang diobati dengan
kemoterapeutika seperti kloramfenikol dan tetrasiklin.
ternyata bahwa khususnya anak-anak dibawah usia 3 tahun sangat pekah untuk
infeksi sekunder, begitu pula
penderita-penderita penyakit paru-paru dan telinga bagian tengah. Selain
antibiotika broad-spectrum, juga obat yang menekan sistem tangkis tubuh, yaitu
kortikosteroida dan imonosuppresive lainnya (azad hioprin) dapat menimbulkan
supra – infeksi
F. PENGGUNAAN KOMBINASI (21-03-2013)I.F-AMI
Pada umumnya kombinasi dari 2 atau lebih kemoterapeutika tidak
dianjurkan, apalagi kombinasi dengan dosis tetap (fixed dose). Dimana mungkin
lebih disukai terapi terarah, tetapi dalam beberapa hal kombinasi dapatlah
bermanfaat, yaitu :
a) Pada infeksi campuran,
misalnya penisilin dengan streptomisin, ampisilin dengan kloksasilin,
tetrasiklin dengan amfoterisin B/nistatin, dan sebagainya.
b) Untuk memperoleh
potensiasi, misalnya sulfametaksazol dengan trimetoprin (=kotrimoksasol),
penisilin dengan streptomisin (pada endorkaditis tertentu).
c) Untuk menghambat
terjadinya resistensi, khususnya pada infeksi menahun TBC dan kusta: rifampisin
dengan INH / streptomisin, dapson dengan klofamizin, dan sebagainya dimana
terapi harus dilanjutkan lama sekali.
d) Untuk mengurangi
toksisitasnya obat masing-masing, misalnya trisulfa, karena dosis masing-masing
komponen dapat dikurangi, begitu pula sitostatika
G. ANTAGONISME_SINERGISME DARI
KOMBINASI
seringkali kombinasi dari dua kemoterapeutika menghambat antagonisme, yaitu
saling melawan khasiatnya masing-masing, sehingga efek terapi akan sangat
berkurang atau ditiadakan seluruhnya. Karena ini pilahan suatu kombinasi
hendaknya didasarkan atas beberapa aturan yang ada hubungan dengan cara
aktifitas obat masing-masing, seperti telah diuraikan diatas.
Untuk mudahnya dibawah ini diberikan lagi ringkasan dari 3 kelompok obat
tersebut, yaitu:
1. Zat-zat bakterisid yang bekerja terhadap
bakteri dalam fasa pertumbuhan: penisilin,sefalosporin, polipeptida,
rifampisin, sikloserin, nalidiksat.
2. Zat-zat bakterisid yang bekerja terhadap
bakteri dalam fasa istirahat: Aminoglikosida, kotrimoksazol, polipeptida, INH
dan nitrofurantoin.
3. Zat-zat bakteriostatik: sulfonamida,
kloramfenikol, tetrasiklin, klindamisin, makrolida dan PAS dan asam fusidat.
Aturan-aturan dasar untuk kombinasi
adalah :
o
obat dari satu kelompok dapat saling dikombinasi, efek
terapinya adisi atau potensiasi, misalnya klorampenikol dengan tetrasiklin.
o
obat dari kelompok satu dapat dikombinasi dengan kelompok
2 misalnya penstrep, tetapi dengan kelompok 3 terjadi antagonisme, misalnya
penisili dengan klorampenikol/ tetrasiklin atau asam nalidiksat dengan
tetrasiklin. Pengecualian-pengecualian adalah kombinasi dari asam nalidiksat
dengan nitrifurantoin yang tidak dapat dipakai karena sangat toksis, serta
kombinasi dari penisili dengan sulfa yang berefek adisi. Hal ini mungkin dapat
dijelaskan dengan sangat lambatnya kerja sulfa berhubung persediaan PABA yang
ada bisa dihabiskan dulu oleh bakterinya sebelum bakteri pertumbuhannya
terhambat.
o
obat dari kelompok 2 dapat dikombinasi dengan kelompok 3
pada mana biasanya hasiat bakterisit yang berekuasa.
Secara skematis
kemungkinan-kemungkinan kombinasi tersebut dilukiskan pada gambar 10, dimana
nyata dengan jelas bahwa pada azasnya semua kombinasi diperkenankan kecuali
kelompok 1 dan3.
|
gambar 10 kemungkinan-kemungkinan
dari kemoterapeutika
H. GOLONGAN-GOLONGAN
KEMOTERAPEUTIKA
Zat-zat yang termasuk
dalam Kemoterapeutika antara lain :
a. Antibiotika,
b. Fungistatika dan virustatika,
c. Sulfonamida dan antiseptika saluran kemih,
d. TBC, leprostatika,
e. Obat malaria,
f. Sitostatika dan antiseptik lokal.
|
Pengertian
antibiotik
Antibiotik berasal dari bahasa latin yang
terdiri dari anti = lawan, bios = hidup. Adalah zat-zat yang dihasilkan oleh
mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan
atau membasmi mikroba jenis lain, sedang toksisitas terhadap manusia relatif
kecil.
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggeris dr. Alexander
fleming (penisilin) pada tahun 1928. tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan
digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.florey.
Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir oleh
penyelidik-penyilidik lain seluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa
saja yang dapat digunakan sebagai obat.
Antibiotik juga dapat dibuat secara sintesis atau semi
sintesis
Mekanisme kerja
Mekanisme kerja antibiotika antara lain :
1.
menghambat sintesis dinding sel, akibat pembentukan dinding
sel tidak sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya
sel akan pecah (penisilin dan
sefalosporin)
2.
menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari
membran sel dikacaukan pembentukannya, hingga bersifat lebih permeabel
akibatnya zat-zat penting dari isi sel dapat keluar (kelompok polipeptida)
3.
menghambat sintesa protein sel, akibat sel tidak sempurna
terbentuk (klorampenikol,tetrasiklin)
4.
menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA)
akibatnya sel tidak dapat berkembang (rifampisin)
Efek samping
Penggunaan antibiotik tanpa
resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat menggagalkan pengobatan
dan menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti :
1. Sensitasi / hipersensitif
banyak obat setelah digunakan
secara lokal dapat mengkibatkan kepekaan yang berlebih, kalau obat yang sama
kemudian diberikan secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan terjadi
reaksi hipersentitiv atau alergi seperti gatal-gatal kulit kemerah-merahan,
bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok, contohnya penisilin dan
kloramfenikol. Guna mencega bahaya ini maka sebaiknya salep-salep menggunakan
antibiotik yang tidak akan diberikan secara sistemis (oral dan suntikan)
2.
Resistensi
jika obat digunakan dengan dosis
yang terlalu rendah atau waktu terapi kurang lama, maka hal ini dapat
menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat
yang bersangkutan. Untuk mencega resistensi, dianjurkan menggunakan kemoterapi
dengan dosis yang tepat atau dengan menggunakan kombinasi obat.
3.
Super infeksi/Supra infeksi
yaitu infeksi sekunder yang
timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan
penyebab infeksi yang pertama. Supra infeksi terutama terjadi pada penggunaan
antibiotik broad spektrum yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri
didalam usus saluran pernapasan dan urogenital.
Spesis mikroorganisme yg
lebih kuat atau resistensi akan kehilangan saingan, dan berkuasa menimbulkan
infeksi baru misalnya timbul jamur Monilia albicans dan Candida albicans. selain
antibiotik, obat yang menekan sistem tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan
imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan supra infeksi. Khususnya anak-anak
dan orangtua sangat muda dijangkit supra infeksi.
Penggolongan
antibiotik berdasar aktivitasnya
1. zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow
spektrum) bakteri gram +/ - saja.
Contoh : eritromisin, kanamisin,
klindamisin (gram +), streptomisin,
gentamisin (gram -)
2. zat-zat dengan aktivitas luas
(broad spektrum)
Contohnya ampisilin,
sefalosporin dan klorampenikol.
Pengelompokan antibiotik a.l. :
1.
golongan penisilin
2.
golongan sefalosporin
3.
golongan aminoglikosida
4.
golongan klorampenikol
5.
golongan tetrasiklin
6.
golongan makrolida
7.
golongan rifampisin dan asam fusidat
8.
golongan lain-lain
1. Golongan penisilin
Penisilin termasuk antibiotik golongan betalaktam
krn mempunyai rumus bangun dgn struktur seperti cincin beta lactam yg merupakan
syarat mutlak untuk menunjukan khasiatnya.
Jika
cincin menjadi terbuka oleh enzim beta laktamase. (penisilinase dan cefalosforinase)
maka khasiat anti bakteri (aktivitas) antibiotik penisilin menjadi lenyap.
Mekanisme kerja:
Penisilin
merintangi/menghambat pembentukan/sintesa dinding sel bakteri sehingga bila sel
bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka bertambahnya plasma
atau air yang terserap dengan jalan osmosis akan meyebabkan dinding sel pecah
sehingga bakteri menjadi musna.
Resistensi Bakteri
Pemakaian yang tidak
tepat dapat menyebabkan bakteri terutama golongan stapilacoccus dan bakteri
coli menjadi resistensi terhadap penisilin.
Resistensi bakteri ini terbentuk dengan cara :
Bakteri
membentuk enzim beta lactamase atau bakteri mengubah bentuknya menjadi bakteri
huruf L yaitu bentuk bakteri tanpa dinding sel. Bakteri bentuk L dapat
menimbulkan infeksi kronis (misalnya infeksi paru-paru dan saluran kemih)
karena lama berkembang. Bakteri semacam ini dengan mudah dapat dimatikan dengan
kotrimoksazol atau tetrasiklin.
Derivat (turunan) penisilin
Berdasarkan perkembanganya,
terbentuk derivat-derivat penisilin a.l:
A. Penisilin spektrum sempit :
a. benzil
penisilin = penisilin G
tidak tahan asam lambung, sehingga pemberiaan secara oral akan diuraikan oleh asam lambung, karena
itu penggunaannya secara injeksi atau infuse i.v. Masih banyak digunakan krn
khasiat bakerisid yang kuat, a.l. utk penyakit kelamin, dan sebagai profilaktik
jika ada bahaya penularan penyakit kelamin, difteri, tetanus.
b. penisilin V
= fenoksimetil penisilin, Fenetisilin
dan
Propisilin. penisilin ini tahan asam lambung, pemberian sebaiknya dalam keadaan
sebelum makan.
c. Penisilin
tahan penisilinase
Derivat ini hampir tidak terurai oleh penisilinase, tapi aktivitasnya lebih
ringan dari penisilin G dan penisilin V. Umumnya digunakan untuk kuman-kuman
yang resistensi terhadap obat-obat tersebut. Contohnya kloksasilin,
dikloksasilin, flukloksasilin dan Methisilin.
Kombinasi kloksasilin dengan asam klavulanat menghasilkan efek sinergis dengan
khasiat 50 kali lebih kuat, efektif terhadap E. Coli, h. Influenza dan
stapilacoccus aureus. Contohnya Augmentin (Beecham)
Asam klavulanat
adalah senyawa beta lactam dari hasil fermentasi streptomyces clavuligerus.
B. Penisilin spektrum luas :
a. Ampisilin
spektrum kerja meliputi banyak kuman gram positif dan gram negatif yang
tidak peka terhadap penisilin G. Khasiatnya terhadap kuman-kuman gram positif
lebih ringan dari pada penisilin-penisilin spektrum sempit. Banyak digunakan
untuk mengobati berbagai macam infeksi atau peradangan pada saluran pernapasan
(bronkitis), saluran pencernaan (desentri) dan infeksi saluran kemih.
b.Amoksilin
spektrum kerjanya sama dengan
ampisilin, tetapi absorsinya lebih cepat dan lengkap. Banyak digunakan terutama
pada bronkitis menahun dan infeksi saluran kemih.
C. Derivat yang aktif terhadap
Pseudomonas.
Daya anti-Pseuomonasnya berbeda-beda, yang paling kuat adalah Piperasilin.
Aktivitas derivat ini meliputi banyak bakteri gram negatif lainnya, termasuk
Proteus.
Contoh: Karbenisilin,
Karindasilin, Silbenisilin, Ticarsilin dan
Piperasilin.
Obat generik,indikasi,kontra indikasi dan efek samping.
1.
Benzil penisilin (penisilin G)
Indikasi : infeksi tenggorokan, otitis media, streptococus endo karditis, meningo kokus, meningitis,
pnemonia dan profilaksis amputasi pada lengan dan kaki.
Kontra indikasi
: hipersensitivitas (alergi) terhadap penisilin
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, nyeri sendi,
syok anafilaktik, diare
Sediaan : benzatin penisilin G
(generik) injeksi
2.
Fenoksi metil penisilin (penisilin V)
indikasi : tonsillitis, otitis media, demam
rematik, profilaksis infeksi pneumokokus.
Kontraindikasi
dan efek samping sama dengan benzil penisilin
Sediaan
:phenoxymethyl penisilin (generik), tablet 250 mg, 500 mg.
3.
Ampisilin
indikasi: infeksi saluran kemih, otitis media,
sinusitis, bronchitis, salmonelosis, gonorrhoe
kontra indikasi : hipersensitiv terhadap penisilin
efek samping : mual, diare,ruam, kadang-kadang
kolitis
sediaan : ampisilin generik kapsul 250mg, kaptab
500 mg,serbuk injeksi,sirup kering.
Cara penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
baik, pada suhu tidak lebihbdari 25oc
4.
Amoksisilin
indikasi : (lihat ampisilin), juga untuk
profilaksis endokarditis dan terapi tambahan
kontra indikasi dan efek samping sama dengan
ampisilin.
Sediaan : amoksisilin (generik),kapsul 250 mg,
kaptab 500mg, serbuk injeksi, syr.kering
Cara penyimpanan : dalam botol tertutup rapat.
5.
Ko amoksiklav (amoksisilin-asam klavulanat)
kontra indikasi dan efek samping sama dengan
ampisilin
sediaan : coamoksiklav (generik), kaptab
Spesialite Obat-obat Penisilin
No
|
Generik
|
Dagang
|
Pabrik
|
1.
2.
3.
4.
|
Benzilpenisilin
Penisilin V
Kloksasilin
ampisilin
amoksisilin
(amoxicillinum)
Co-amoxyclav
|
Prokain penisilin G Meiji
Panadur LA
fenocin
ikaclox
penbritin
omnipen
viccilin
amoxil
topcilin
ospamox
augmentin
clavamox
|
Meiji indonesia
Sunthi sepuri
Dumex alpharma
Indonesia
Novartis indonesia
Ikapharmindo
Beecham
Wyeth
meiji
beecham
dankos
biochemi
beecham
kalbe farma.
|
2.
Golongan
sefalosporin(05-04-2012)Karisma
Cephalosporin diperoleh dari biakan
cephalosporinum aoremonium. Seperti halnya
penisilin, daya antimikrobanya terletak pada cincin beta lactam, dengan
mekanisme kerja berdasarkan perintangan sintesis dinding sel. *
Walaupun aktivitasnya luas, namun sefalosporin
bukan merupakan obat pilihan pertama untuk penyakit manapun, karena masih
terdapat obat-obat lain yang kurang lebih sama khasiatnya dan jauh lebih murah
harganya.
Efek samping yang terpenting pada penggunaan
oral berupa gangguan lambung-usus dan reaksi alergi seperti penisilin, yakni
rash, urticaria, anafilaksis. Alergi silang sering terjadi dengan derivate
penisilin. Pada penggunaan i.v sering terjadi tromboflebitis dan nyeri ditempat
suntik.
Aktivitas
Bersifat bakterisid dengan spektrum kerja luas terhadap banyak kuman
positif dan negatif, termasuk E.coli, Klebsiella dan Proteus.
Obat
generik,indikasi,kontra indikasi dan efek samping
1.
Sefaklor
indikasi : infeksi bakteri gram positif dan gram negatif
kontra indikasi : hipersensitiv terhadap sefalosporin,pornia
efek samping : diare dan kolitis,mual muntah,sakit kepala
sediaan : cefaclor (generik) kapsul 250 mg,500mg
2.
Sefadroksil
indikasi,kontra indikasi dan efek
samping lihat sefaklor
sediaan : cefadroksil
(generik),kapsul 250 mg,500mg, sirup kering.
3.
Sefotaksim
indikasi,kontra indikasi dan efek
samping lihat sefaklor
sediaan : cefotaxime (generik)
serbuk inj
4.
Seftazidim
indikasi,kontra indikasi dan efek
samping lihat sefaklor
sediaan : ceftazidime (generik)
serbuk inj
5.
Seftriakson
indikasi,kontra indikasi dan efek
samping lihat sefaklor
sediaan : ceftriaxone (generik)
serbuk inj.
6.
Sefuroksim
indikasi :profilaksis tindakan
bedah lebih efektif terhadap H. Influenza, dan N. Gonorrhoeae.
kontra indikasi dan efek samping
lihat sefaklor
sediaan cefuroxima ( generik)
serbuk inj
7.
Sefaleksin
indikasi,kontra indikasi dan efek
samping lihat sefaklor
sediaan :cephalexin (generik)
kapsul 250 mg,500mg
8.
Sefradin
indikasi : profilaksis bedah (lihat sefaklor)
kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
sediaan : cephradin (generik) kaps 250 mg,500mg, sirup kering.
9.
Sefazolin
indikasi : profilaksis bedah (lihat sefaklor)
kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
sediaan : sefazolin (generik), serbuk inj
spesialite obat-obat golongan sefalosporin
No.
|
Generik dan latin
|
Dagang
|
pabrik
|
1.
|
Sefadroksil
sefotaksim
sefaleksin(cephalexinum)
seftriaxone
sefradin(cephadrinum)
sefazolin
sefaklor
sefuroksim
seftazidins
|
Duricef
Cefat
Claforan
Clacef
Tepaxin
Cefabiotic
Ospexin
Rocephin
Velocef
Ceficin
Cefacidal
Ceclor
Cloracef
Cefurox
Kalcef
Zinnat
Ceftum
|
Bristol-myers squib
Sanbe farma
Hoechs
Dexamedica
Takeda
Bernofarm
Novartis
Roche
Bristol-myers squib
Kalbe farma
Squib
Tempo
Ethica
Prafa
Kalbe farma
Glaxo welcome
dexamedica
|
3. Golongan Aminoglikosida
Golongan ini ditemukan dalam
rangka mencari anti mikroba untuk mengatasi kuman gram negatif.
Tahun 1943 berhasil diisolasi
suatu turunan streptomyces griseus yang menghasilkan streptomisin, yang
aktif terutama terhadap mikroba gram negative termasuk terhadap basis
tuberculosis.
Kemudian ditemukan lagi berbagai
antibiotic lain yang bersifat mirip streptomisin sehingga antibiotic ini
dimasukan dalam satu kelompok yaitu antibiotic golongan aminoglikosida.
Golongan ini mempunyai 2 atau 3 gugusan amino(-NH2) pada rumus
molekulnya.
Mekanisme kerja
Dengan mengikatkan diri pada
ribosom sel-sel bakteri sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan.
Penggolongan
Berdasarkan rumus kimianya digolongkan sebagai berikut :
a.
streptomisin
b.
neomisin
c.
kanamisin
d.
gentamisin
e.
framisetin
a). Streptomisin
Diperoleh dari steptomyces griseus oleh
walksman (1943) dan sampai sekarang penggunaanya hampir terbatas hanya untuk
tuberkulosa
Toksisitasnya sangat besar karena
dapat menyebabkan kerusakan pada saraf otak ke 8 yang melayani organ
keseimbangan dan pendengaran. Gejala-gejala awalnya adalah sakit kepala,
vertigo, mual da muntah. Kerusakannya bersifat reversibel artinya dapat pulih
kembali kalau penggunaan obat diakhiri meski kadang-kadang tidak seutuhnya.
Resistensinya sangat cepat sehingga dengan
INH dan PAS atau rifampisin. Pemberian melalui parenteral karena tidak diserap
oleh saluran cerna. Derivat streptomisin, dehidrostreptomisin, menyebabkan
kerusakan organ pendengaran lebih cepat dari streptomisin sehingga obat ini
tidak digunakan lagi sekarang.
Obat generik : -
b). Neomisin
Diperoleh dari Steptomyces fradiae
oleh Waksman. Tersedia untuk penggunaan topikal dan oral, penggunaan secara
parenteral tidak dibenarkan karena toksis. Karena baik sebagai antibiotik usus
( aktif terhadap bakteri usus ) maka digunakan untuk sterilisasi usus sebelum
operasi. Penggunaan lokal banyak dikombinasi dengan antibiotik lain (polimiksin
B, basitrasin) untuk menghindari terjadinya resistensi
obat
generik :
c). Kanamisin
Diperoleh dari Streptomyces canamycetius (Imezawe
1955). Persediaan dalam bentuk larutan atau bubuk kering untuk injeksi.
Pemakain oral hanya kadang diberikan untk infeksi usus, atau membersihkan usus
untuk persiapan pembedahan.
Berkhasiat
bakteriostatik pada basil TBC, bahkan yang resistensi terhadap streptomosin
sehingga menjadi obat pilihan kedua bagi penderita TBC. Juga digunakan dalam
pengobatan infeksi saluran kemih oleh pseudomonus (suntikan) efek sampingnya
gangguan keseimbangan dan pendengaran, toksis terhadap ginjal.
Obat generik :
kanamysin serbuk inj. 1 gr/ vial, 2 gr/vial.
d). Gentamysin
Diperoleh
dari Mycromonospora purpurea. Berkhasiat terhadap infeksi oleh kuman gram negatif seperti proteus,
pseudomonas, klebsiella, enterobacter. Yang antara lain dapat menyebabkan
meningitis, osteomielitis pneumonia, infeksi luka bakar, infeksi saluran
kencing, telinga, hidung dan tenggorokan.
Sebaiknya penggunaan gentamysin secara sistemis hanya
diterapkan pada infeksi-infeksi yang berat saja, dan penggunaan gentamysin
secara topikal khususnya dilingkungan rumah sakit dibatasi agar tidak terjadi
resistensi pada kuman-kuman yang sensitif.
Efek sampingnya gangguan keseimbangan dan pendengaran
toksis terhadap ginjal
Sediaan : dalam bentuk injeksi dan
salap (topikal)
Obat generik : gentamisin (generik) cairan inj.10 mg/ml, dan 40mg/ml.
e). Framisetin
Diperoleh dari streptomyces decaris. Rumus kimia dan khasiatnya
mirip neomisin. Hanya digunakan secara lokal saja misalnya salap atau kasa yang
diimpragnasi.
Spesialite obat-obat golongan amino glikosida.
No.
|
GENERIK
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1.
2.
3.
4
5
6
7
|
Kanamisina sulfat
Gentamisina
Tobramisina sulfat
Neomisin sulfat
Framycetin
Streptomisin
amikasin
|
Kanabiotik
Kanarco
kanoxin
Ottogenta
Pyogenta
Sagestam
Garamycin
Tobryne
Nebcin
Neobiotic
Sofra tulle
Daryant-tulle
Streptomisin meiji
Amikin
|
Berno farma
Ponco
Dumex alpharma
Otto
Kalbe farma
Sanbe farma
Schering
Fahrenheit
Tempo scan pasifik
Bernofarm
Darya varia
Darya varia
Meiji
BMS
|
4. Golongan kloramfenikol
kloramfenikol
diisolasi pertama kali pada tahun 1947 dari streptomysin venezuelae.
Merupakan antibiotik dengan spektrum luas dan memiliki daya antimikroba yang
kuat maka penggunaan obat ini meluas dengan cepat sampai tahun 1950 ketika
diketahui bahwa obat ini dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal.
Karena
toksisitas, penggunaan sistemik sebaiknya dicadangkan untuk infeksi berat
akibat Haemophilus influenzae, demam tifoid, meningitis, abses otak dan
infeksi berat lainya. Bentuk tetes mata sangat bermanfaat untuk konjungtivitas
bakterial.
Klorampenikol
merupakan kristal putih yang sangat sulit larut dalam air (1 : 400) dan rasanya
sangat pahit, maka untuk anak-anak digunakan bentuk ester yaitu K-Palmitat dan
K-stearat/suksinat yang tidak pahit rasanya dan dibuat dalam bentuk suspensi.
Dalam tubuh bentuk ester akan diubah menjadi klorampenikol aktif.
Mekanisme kerja : merintangi sintesis protein bakteri.
Efek samping :
1.
kerusakan sumsum tulang
belakang yang mengakibatkan pembuatan eritrosit terganggu sehingga timbul
anemia aplastis.
2.
gangguan
gastrointestinal : mual,muntah,diare
3.
gangguan neuron : sakit
kepala,neuritis optik, neuritis perifer
4.
pada bayi atau bayi
prematur dapat menyebabkan gray sindrome.
Penggunaan
Klorampenikol merupakan drug of choice = obat pilihan untuk thypus-abdominalis
dan infeksi para meningitis, pneumonia (disebabkan Haemophilus influenzae).
Sebaiknya tidak diberikan pada bayi premature untuk menghindari gray sindrom
karena enzim perombak dihati bayi belum aktif, ibu hamil dan menyusui.
Derivat
klorampenikol ialh tiamfenikol, dipakai sebagai pengganti klorampenikol karena
dianggap lebih aman (namun belum terdapat cukup bukti untuk itu)
Obat generik
1.
klorampernikol (generik) kapsul 250 mg,suspensi 125 mg/5
ml
2.
tiampenikol (generik) kapsul 250 mg,500 mg.
Spesialit obat-obat klorampenikol
No.
|
GENERIK
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1.
2.
|
Klorampenikol
Tiampenikol
|
Chloramex
Colme
Colsancetine
Kalmicetine
kemicetine
Biothicol
Urfamycin
Thiamycin
Thiambiotic
|
Dumex alpharma ind
Interbat
Sanbe
Kalbefarma
Carloeba/dankos
Sanbe
Zambon
Interbat
Prafa
|
5. Golongan Tetrasiklin
Antibiotik golongan tetrasiklin
yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomycin
aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari Streptomycec rimosus.
Tetrasiklin sendiri dibuat secara semi sintetis dari klortetrasiklin.
Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan
spektrum luas bersifat bakteriostatik dan mekanisme kerjanya dengan jalan menghambat
sintesa protein bakteri. Penggunaan saat ini semakin berkurang karena masalah
resistensi.
Sifat kimia
Berwarna kuning, bersifat amfoter dan mudah terurai cahaya menjadi anhidro
dan epi tetrasiklin yang toksis untuk
ginjal. Tetrasiklin yang telah
mengalami penguraian mudah diliat dari sediaannya yang berwarna kuning tua
sampai coklat tua. Tetrasiklin harus disimpan ditempat yang kering terlindung
dari cahaya.
Dengan logam bervalensi 2 dan
3(Ca,Mg,Fe) membentuk kompleks yang inaktif, maka tetrasiklin tidak boleh
diminum bersama dengan susu dan obat-obat antasida.
Penggunaan
Tetrasiklin banyak digunakan untuk
mengobati bronchitis akut dan kronis, disentri amoeba, pneomonia, kolera,
infeksi saluran empedu. Penggunaan lokal sering dipakai karena jarang
menimbulkan senitasi.
Efek samping :
1.
mual, muntah-muntah,
diare karena adanya perubahan pada flora usus.
2.
mengendap pada jaringan
tulang dan gigi yang sedang tumbuh ( terikat pada kalsium ) menyebabkan gigi
menjadi bercak-bercak coklat dan mudah berlubang serta pertumbuhan tulang
terganggu.
3.
foto sensitasi
4.
sakit kepala, vertigo
Peringatan / larangan :
1.
tidak boleh diberikan
pada anak-anak dibawah 8 tahun, ibu hamil dan menyusui.
2.
tidak boleh diberikan
pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan fungsi hati.
Kontra indikasi
Penderita
yang hipersensitiv terhadap tetrasiklin
Anggota golongan tetrasiklin yang lain :
1.
klotetrasiklin diberikan
secara oral, peranteral, topikal, absorsi dihambat oleh susu
2.
oksitetrasiklin(*generik),
cairan injeksi 50 mg/vial : diberikan secara oral,perenteral, topikal, absorsi
dihambat oleh susu
3.
doksisiklin, bersifat
long akting, absorsi tidak dihambat baik oleh makanan maupun susu.
4.
minoksiklin, dianjurkan
untuk meningitis, bronchitis dan jerawat pemberian secara oral.
Spesialite obat-obat golongan tetrasiklin.
NO.
|
Generik
|
Nama dagang
|
pabrik
|
1.
2.
3.
4.
|
tetrasiklin
doxycycline
oxytetrasiklin
minoksilin
|
Dumocycline
Super tetra
Tetra sanbe
Dotur
Interdoxsin
Teramysin
Minocin
|
Dumex alphara ind
Darya varia
Sanbe
Novartis indonesia
Interbat
Pfizer Indonesia
phaphros
|
6. Golongan Makrolida
kelompok antibiotik ini terdiri dari eritromisin dan spiramisin
a). Eritromisin
dihasilkan oleh streptomyces
erythreus. Berkhasiat sebagai bakteriostatik, dengan mekanisme kerja
merintangi sintesis protein bakteri. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana
asam (mudah terurai oleh asam lambung) dan kurang stabil pada suhu kamar. Untuk
mencegah pengrusakan oleh asam lambung maka dibuat tablet salut selaput atau
yang digunakan jenis ester (steara dan estolat).
Karena memiliki spektrum antibakteri
yang hampir sama dengan penisilin, maka obat ini digunakan sebagai alternatif
pengobatan pengganti penisilin, bagi yang sensitif terhadap penisilin.
Sediaan :
eritromysin (generik) kapsul 250 mg, 500 mg, sirup kering 200 mg/5 ml
b). Spiramisin
spektrum kegiatanya sama dengan
eritromisin, hanya lebih lemah. Keuntunganya adalah daya penetrasi kejaringan
mulut, tenggorokan dan saluran pernapasan lebih baik dari eritromisin.
Sediaan :
spiramisin (generik) tablet 250 mg, 500 mg.
Spesialite obat-obat golongan makrolida
No.
|
Generik
|
Nama dagang
|
Pabrik
|
1.
2.
3.
4.
|
Erytromisin
Spiramisin
Roxythromysin
azithromisin
|
Erysanbe
Erytromicin
Rovamycine
Spiradan
Rulid
Zithromax
Zycin
|
Sanbe
Abbot indonesia
Rhone poulenc ind
Danhos
Hoechst
Pfizer
interbat
|
7. Golongan Rifampisin dan Asam
Fusidat
a). Rifampisin
Antibiotik
yang dihasilkan dari Sreptomyces mediterranei. Berkhasiat bakteriostatik
terhadap mikobakterium tuberculosa dan lepra. Penderita dengan pengobatan rifampisin
perlu diberitahu bahwa obat ini dapat menyebabkan warna merah pada urin, dahak,
keringat dan air mata, juga pemakai lensa kontak dapat menjadi merah permanen.
b). Asam Fusidat
dihasilkan
oleh jamur antara lain fusidum coccineum. Merupakan satu-satunya antibiotik
dengan rumus steroid aktifitanya mirip penisilin tetapi lebih sempit.
Berkhasiat bakteriotatik berdasarkan penghambatan sintesis protein bakteri.
Khususnya dianjurkan pada radang sumsum tulang, biasanya obat ini dikombinasi
dengan eritromisyn atau penisilin.
No.
|
Generik
|
Nama dagang
|
Pabrik
|
1.
2.
|
Rifampisin
asam fusidat
|
Kalrifam
Rifam
Riofamtibi
Rucidin
|
Kalbe farma
Dexamedica
Sanbe farma
Leo pharmaceutical
|
8. Golongan lain-lain.
Kelompok ini
terdiri dari :
· linkomisin (Biolin)
· klindamisin
· golongan kuinolon.
a). Linkomisin
berasal dari streptomyces lincolinensis,
memiliki khasiat bakteriostatik terhadap gram positif dengan spektrum lebih
sempit dari eritromisin. Merupakan obat pilihan kedua bagi kuman yang
resistensi terhadap penisilin khusus pada radang tulang (osteomielitis)
b). Klindamisin
merupakan derivat linkomisin. Sejak
tahun
1981
digunakan sebagai lotion untuk
pengobatan
jerawat.
c). Golongan kuinolon. (quinolon)
Obat
golongan ini bekerja dengan jalan
menghambat
pembentukan DNA kuman. Golongan ini terdiri dari :
§ asam nalidiksat
§ ofloksasin
§ spirofloksasin
§ norfloksasin
Interaksi golongan
kuinolon, bila muncul tanda inflamasi atau nyeri pada tendon, maka pemakaian
obat harus dihentikan dan tendon yang sakit harus diistirahatkan sampai gejala
hilang.
§ Asam nalidiksat
Efektif untuk
infeksi saluran kemih preparat : asam nalidiksat (generik tablet 500 mg. Di
indonesia saat ini ,juga beredar asam pipemidat.
§ Ofloksasin
Digunakan untuk
infeksi saluran kemih, saluran nafas bawah, gonorrhoe.
Kontra indikasi :
untuk pasien epilepsi, gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita hamil/menyususi
Sediaan :
ofloksasin (generik) tablet 200 mg,4000 mg
§ Siprofloksasin
Terutama aktif
terhadap kuman gram negatif termasuk salmonella dan shygella. Meskipun
aktif terhadap kuman gram positif seperti str.pneumonia tapi bukan
merupakan obat pilihan utama untuk infeksi saluran kemih, saluran cerna
(termasuk thypus abdominalis) dan gonorrhoe. Tidak dianjurkan untuk anak remaja
yang sedang dalam pertumbuhan.
Dapat menimbulkan tremor, gagal
ginjal, sindroma steven johnson dan lain-lain. Hati-hati pengendara karena
dapat menurunkan kewaspadaan.
Sediaan :
ciprofloksasin (generik) tablet 200 mg kapteb 500mg.
§ Norfloksasin
Indikasi : efektif untuk infeksi saluran kemih
Kontra indikasi : dapat menimbulkan anorensia, depresi, ansietas dll
Perhatian : hati-hati pengendara keran dapat mengurangi kewaspadaan.
Sediaan generik : -
Spesialite obat-obat kuinolon.
No.
|
Generik
|
Dagang
|
Pabrik
|
1
2
3
4.
|
Ciproflokxacin
Ofloxacin
Lincomycin
Nalidixic acid
|
Ciproxin
Baquinor
Tarivid
Lincocin
Negram
|
Bayer
Sanbe farma
Kalbe/daici
Up john
Sanofi
|
B. SULFONAMID DAN DESINFEKTANSIA SALURAN KEMIH
A. Pengertian
Sulonamida merupahan kelompok kemoterapi
dengan rumus dasar :
H2N – C6H4 – SO2
NH R
Adalah anti mikroba yang digunakan secara sistemis maupun topikal untuk
beberapa penyakit infeksi. Sebelum ditemukan antibiotik, sulfa merupakan
kemoterapi yang utama, tetapi kemudian penggunaannya preparat kombinasi
trimetoprim dan sulfametoksazol meningkat kembalai penggunaan sulfonamida
Selain sebagai kemoterapi derivat
sulfonamid juga berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral (ADO)
Sulfa bersifat bakteriostatik luas
terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme kerjanya
berdasarkan antagonisme saingan antara PABA (para amino benzoic acid) yang
rumus dasarnya mirip dengan rumus dasar sulfa
H2N
– C6H4 – COOH
Suatu teori antagonis mengatakan bahwa banyak bakteri memerlukan suatu zat
utk pertumbuhannya, yaitu asam folat yangdisintesis sendiri dengan mengggunakan
PABA sebagai bahan pangkalnya. Zat biasa disebut sebagai vitamin bakteri ”H”
yang banyak terdapat dalam tubuh yang mempunyai rumus yang mirip sulfonamida.
Adanya sulfonamida, bakteri akan keliru sehingga sintesa asam folat akan gagal
dan akibatnya pembelahan sel terganggu dan pertumbuhannya akan terhenti.
B. Indikasinya :
Saat ini
masih digunakan utk mengobati antara
lain: Maningitis, Disentri basiler, radang usus, infeksi usus, infeksi saluran
kemih, dan macam-macam infeksi lainnya.
C. Kontra-indikasinya:
- Penyakit ginjal dgn kecenderungan pembentukan udema dan insufisiensi ekskresi
- Kerusakan enzim hati yang parah
- Hipersinsitivitas terhadap sulfonamida yang diketahui atau timbul selama
pengobatan
- Perubahan komponen darah
- Kehamilan 3 bulan pertama dan 4 minggu menjelang persalinan, sehingga ada
waktu untuk ekskresi melalui ibunya
- Bayi yang baru lahir, karena fungsi hati dan ginjal belum sempurna yg dapat
menyebabkan kernikterus (kadar bilirubin dalam otak meningkat), dimana
sulfonamida akan mengusir bilirubin dari ikatannya dgn plasma.
D.Toksisitasnya dan Efek samping.
Umumnya sulfa bebas maupun persenyawaannya sukar larut dalam air kemih yang
bersuasana asam dan dapat menghablur dalam tubuli ginjal. Selain itu dlm
penggunaan yang lama dapat menimbulkan leukopenia, agranulositosis, dan
hemolisis.
Kerja ikutannya berupa alergi(dermatitis), neusea dan anuria.
E. Efek samping
Efek samping yang terpenting adalh kerusakan pada sel-sel darah yang berupa
agronulositis, anemia aplastis dan hemolitik. Efek samping yang
lain adalah reaksi alergi dan
gangguan pada salura kemih dengan terjadinya kristalisasi uria yaitu
menghabluranya sulfa didalam tubuli ginjal. Untuk menghindari terjadinya
kristal uria, pada pengobatan dengan sulfa perlu :
·
Penambahan Na-
bicarbonat untuk melarutakan senyawa yang mengkristal.
·
Minum air yang banyak
(minum 1,5 liter / hari
·
Dengan membuat preparat
kombinasi (trisulfa) yang terdiri dari sulfadiazin, sulfamerazin, sulfamezatin.
Penggolongan
Berdasarkan
efek yang dihasilkan sulfonamid dibagi menjadi 2 yaitu :
o Efek sistemik, contohnya
kotrimoksazol, trisulfa
o Efek lokal, contohnya
sulfacetamid.
Berdasarkan lama kerjanya (t ½)
a. Sulfonamida short acting
terdiri dari :
- Sulfamethiazol
- Sulfisoksazol
- Sulfasomidin
Plasma t ½ 5-10 jam. Daya larutnya dalam kemih asam atau
netral lebih baik dari sulfa lainnya. sedangkan asetilsinya dalam hati lebih
ringan, khusus digunakna pada saluran kemih terutama terhadap E.coli.
b. Sulfonamida medium acting
t.d:
- sulfadiazin
- sulfamerazin
- sulfamezatin
Plasma t ½ 7-20 jam. kelompok ini memiliki aktivitas yang terkuat
dari semua sulfa.
c. Sulfonamida long acting
Salah satu dari kelompok ini
adalah Sulfamethoksi piridazin. t ½
30-65 jam. Pemakaiannya cukup dgn dosis tunggal. kini jarang dipakai karena
khasiatnya lebih lemah dan efek sampingnya yang agak hebat (syndrom steven
Johnsen) lebih sering terjadi.
* Sulfonamida Usus terdiri dari :
Sulfaguanidin, Ftalilsulfathiazol, dan
Suksinilsulfathiazol. Saat ini sulfaguanidin ternyata lebih banyak diserap,
maka sebaiknya jangan digunakan untuk infeksi usus berhubung efek sistemiknya.
·
Sulfonamida utk penggunaan lokal a.l.
Sulfacetamida dan Sulfanilamid
(SA) Powder.
Preparat lihat OOP dan ISSOI.
1. Trisulfa
indikasi : infeksi oleh kuman gram positif dan negatif yang peka terhadap obat ini misalnya infeksi
saluran nafas dan saluran pencernan.
Kontra indikasi : hipersensitiv terhadap obat ini kehamilan dan
masa menyusui.
Efek samping : gangguaqn kulity, muntah, diare, kristal
una dan gangguan darah
Sediaan : tablet 500 mg (genetrik)
Cara penyimpanan : dalam wadah
tertutup rapat, terlindung dari sinar.
2. Kotrimoksazol
kotrimoksasol merupakan
kombinasi antara trimetropin dan sulfatoksazol dengan perbandingan 1 : 5
indikasi : antibakteri spectrum luas, infeksi saluran kemih,
infeksi THT, bronkitis kronis, demam tifoid dan shigellosis.
Kontra indikasi : hipersensitif terhadap sulfa, gagal ginjal,
gangguan fungsi hati yang berat
Perhatian : pada penggunaan jangka panjang perlu dilakukan hitung
jenis sel darah, hindari penggunaan pada bayi dibawah 6 minggu
Efek samping :
gangguan darah, mual, muntah, ruam
(termasuk sindrom
stevens – johnson) reaksi alergi, diare dll
Sediaan : cotrimoksasol (generic) uspensi 240 mg/5 ml, tablet
480 mg
Cara penyimpanan : wadah kedap udara, terlindung dari
sinar .
3. Sulfacetamid adalah
golongan sulfosetamid yang digunakan dalam salep dan tetes mata.
Spesialite obat-obat sulfonamid
No.
|
Generik
|
Dagang
|
Pabrik
|
1.
2.
3.
|
Sulfadiazin+sulfamerazin+
Sulfamezatin
Sulfacetamid
natrium
(sulfacetamidum
natricum)
Cotrimoksasol
(trimetoprim+sulfamethoxazole)
|
Trisulfa
Albucid
Bactrim
Bactricid
|
Kimia
farma
Indo
farma
Nicholas
Roche
|
C. ANTI PARASITIK
1. Anti Malaria
Pengertian
Anti
malaria adalah obat-obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit
yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles betina yang menggigit pada malam hari dengan posisi
menjungkit.
Ciri-ciri penyakit malaria adalah :
·
Demam berkala, disertai menggigil
·
Nyeri kepala dan nyeri otot
·
Hati membesar, sehingga timbul rasa mual dan muntah
·
Anemia
ada 3 jenis penyakit malaria yaitu :
a. malaria tropika
penyebabnya plasmodium falcifarum
dengan gejala : serangan demam tidak menentu disertai nyeri kepala hebat, bila
terjadi kerusakan eritrosit dalam jumlah besar dan kemudian menyumbat pembulu
kapiler ke otak maka dapat menimbulkan kematian dalam beberapa hari. Sifat
penyakit ini tidak residif (dapat sembuh total, tidak berulang kambuh)
b. malaria tertiana
penyebabnya plasmodium vivax dan
ovale
dengan gejala : demamberkala yang
timbul 3 kali sehari
sifat penyakit : sering kambuh
(residitif) karena adanya bentuk exo eritrocyt sekunder.
c. malaria kwartana
penyrebabnya plasmodium malariae
dengan gejala : demamberkala
setiap 4 kali sehari
sifat penyakit ; residif ( sering
kambuh) karena adanya bentuk exo eritrosit
sekunder.
Penggolongan obat malaria
1. obat-obat pencegah / profilaktik
untuk perlindungan terhadap gigitan nyamuk
(kloroqui,meflokuin) sebenarnya yang terpenting adalah perlindungan pribadi
terhadap gigitan nyamuk. Kelambuh yang telah diimpregnasi dengan permetrin
dapat mencegah berbagai gigitan nyamuk, begitu juga anti nyamuk bakar, anti
nyamuk listrik, anti nyamuk semprot.
Formula dietiltoluamid
(DEET) dalam lotio, roll on dan semprot sangat efektif dan tidak berbahaya jika
digunakan pada kulit, tetapi efek perlindungannya hanya beberapa jam saja.
2. obat-obat penyembuh /
pencegah demam = kurativum
contohnya kina, klorokuin,
pirimethamin, metflokuin, halofantrin
3. obat-obat pencegah
kambuh. Contohnya primakuin
4. obat-obat pembunuh
gametosid
Obat-obatnya:
1). Klorokuin
Malaria yang disebabkan plasmodium
falciparum sudah resistensi terhadap klorokuin hampir diseluruh bagian dunia.
Dipapua nugini dilaporkan plasmodium
vivax juga resisten terhadap klorokuin.
Indikasi: obat terpilih untuk
pengobatan malaria ringan (yang disebabanya plasmodium vivax), profilaksis/pencegahan
malaria didaerah dengan kemungkinan resistensi klorokuin masih rendah,
digunakan juga bersama proguanil bila terdapat malariafalsiparum yang resisten
terhadap klorokuin, diindikasikan juga untuk arthriris rheumatoid dan lupus
eritematosus.
Kontra indikasi: penderita gangguan fungsi hati/ginjal kehamilan, gangguan
neurologis
(hindari untuk pasien
epilepsi)
Efek samping :
gangguan saluran cerna, sakit kepala kejang, gangguan penglihatan, over dosis, sangat toksis.
Sediaan :
klorokuin (generik) tablet 100mg, 150 mg
Cara penyimpanan :
dalam wadah tertutup baik, terlindung dari sinar dan kelembapan.
2). Halofantrin
Digunakan
untuk pengobatan malaria falsifarum, tetapi sekarang jarang digunakan untuk
malaria ringan, juga bila meflokuin sudah digunakan untuk profilaksis.
3). Meflokuin
Digunakan untuk profilaksis malaria didaera
endemis malaria falsifarum yang resistensi terhadap klorokui. Efektif terhadap
malaria ringan, tapi tidak dianjurkan, kecuali yang telah resistensi terhadap
klorokui.
Indikasi : kemoprofilaksis malaria, pengobatan
malaria falsiparum (lihat atas)
Kontra indikasi : hindari penggunaan pada wanita hamil(efek teratogenik pada
hewan percobaan), hindari kehamilan sampai 3 bulan menyusui, depresi, riwayat
epilepsi.
Efek samping :
mual, muntah, diare sakit perut, pusing, gangguan keseimbangan.
Sediaan generik :
-
4). Primaquin
Indikasi :
pengobatan radikal malaria vivax atau ovale, pengobatan kambuhnya malaria lain
dengan siklus ekso
eritrosit sekunder.
Kontra indikasi: penyakit yang berkaitan dengan
granulositopenia (artritis rematoid, lupus
eritematosus), kehamilan, menyusui, anak
dibawah 4 tahun.
Efek samping :
mual, muntah, sakit perut. Anemia hemolotik
Sediaan :
primaquin (generik) tablet 15 mg.
Cara penyimpanan: dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari sinar dan kelembapan.
5). Pirimetamin.
Indikasi : pengobatan malaria falsiparum, dan dapat
digunakan bersama atau sesudah kinina.pirimetamin tidak boleh digunakan
sendiri, harus digunakan bersama
sulfadoksin atau
dapson.
Kontra indikasi :
gangguan fungsi hati/ ginjal, wanita hamil, menyusui.
Efek samping :
depresi sistem hemotopoesis, dosis besar dapat menyebabkan ruam kulit,
insomnia.
Sediaan : pirimetamin (generik)
tablet 25 mg. Pirimetamin +sulfadoksin (generik)
tablet
Sulfadoksin 300mg + pirimetamin 25 mg
Cara penyimpanan :
wadah kedap udara, terlindung terhadap sinar.
6). Kina
Merupakan obat maliria tertua
dari alkoloid pohon Cinchona succirubra.
Indikasi :
pengobatan malaria falsiparum
Kontra indikasi: hemoglobin uria, neuriti optik
Efek samping :
sakit kepala, telinga berdenging, gangguan keseimbangan, penglihatan kabur,
mual,
muntah, ruam kulit,
gangguan darah, karena diyakini berkhasiat oksitosik maka
banyak disalah gunakan untuk analgetik-
antipiretik.
Sediaan ` :
kina ( generik) tablet 200 mg, kuinin dihidroklorida (generik) cairan injeksi
25 %
Cara penyimpanan :
dalam wadah tertutup baik, terlindung dari sinar.
No.
|
Generik dan latin
|
Dagang
|
Pabrik
|
1.
2.
3
4.
5.
|
Klorokuin
Chloroquinum
Sulfadoxin + pyrimetamin
Kina sulfat (quinini sulfat)
Eukinin/kinin etil karbonat
( quinini aethyl carbonat)
Meflokuin
|
Nivaquine
Riboquin
Resochin
Fansidar
Suldox
Tablet
kina
Euchinin
Malacid
|
Rhone
poulenc
Dexa
medica
Bayer
Roche
Dumex
Kimia farma
Kimia farma
Dexa medica.
|
D. Anti Jamur (Fungistatika)
Adalah obat-obat yang
digunakan untuk menghilangkan infeksi yang disebabkan oleh
jamur. Infeksi oleh jamur
dapat terjadi pada :
-
kulit oleh dermatofit (jamur yang hidup diatas kulit)
-
selaput lendir
mulut, bronchi, usus vagina oleh jenis ragi yang disebut candida albicans.
Salah satu sebab meluasnya infeksi oleh fungi adalah
meningkatkan pemakaian antibiotic spectrum luas atau pemakaian kortikosteroid
yang kurang tepat. Factor hygiene juga sangat mempengarui penyebaran infeksi oleh fungi.
Infeksi jamur sering berkaitan dengan gangguan daya tahan tubuh, bila daya tahan
turun, maka pengobatan jamur mengalami kegagalan.
Penggolongan
1
Antibiotika (griseofulvin, amfoterisin, nistatin)
2. Asam-asam organik (asam
salisilat, asam benzoat, asam undesilinat)
3. Derivat imidazol (ketonazol, klotrimazolo,
mikonazol)
Obat generik, indikasi, kontra
indikasi, efek samping.
1. Griseofulvin
Dihasilkan oleh penisillium
griseofulvinum, berkhasiat fungistatik pada gangguan oral terhadap banyak
dermatofit. Efektif untuk mengobati unfeksi kulit dan kuku yang menahun,
penyembuhan berlangsung sangat perlahan.
Indikasi : infeksi dermatofitosis
kulit, kulit kepala,rambut dan kuku bila terapi topikal gagal.
Kontra indikasi: gangguan fungsi hati, kehamilan.
Efek samping :
sakit kepala mual, muntah.
Sediaan :
griseofulvin (generik) tablet 125 mg.
2. Nistatin
Berasal dari stretomyces moursei
Indikasi :
kandidiasis (stomatitis, sariawan pada mulut, vaginitas pada vagina)
Kontra indikasi :
-
Efek samping : mual, muntah diare
(diberikan peroral) iritasi lokal pada pemakaian topikal
Sediaaan :
nistatin(generik) tablet 500.00 UI
Cara penyimpanan :
wadah kedap udara, suhu dibawah 50C, terlindung dari sinar.
3. Amfoterisin B
Dihasilkan oleh stretomyces nodosus
Indikasi :
kandidiasis intestinal
Efek samping :
anoreksia,mual,muntah diare, sakit kepal.
Sediaan :
(generik)
4. Asam salisilat
Asam
organik berkasiat fungsisida, dalam salep konsentrasi 3-6 %
bersifat
keratolitik melarutkan lapisan tanduk kulit, konsentrasi 5-10%)
5. Mikonazol, Merupakan derivat imiodazol dengan
fungisid kuat
Indikasi :
terapi topikal tinea pedis, kandidiasis kulit.
Kontra indikasi: hipersensitivitas
Efek samping : rasa terbakar,
kemerahan. Bila efek samping sangat manggangu pemakaian harus
dihentikan.
Sediaan :
mikonazole nitrat (generik),krim,serbuk warna putih.
Cara penyimpan: pada suhu 15-300C,wadah
kedap udara.
6. Ketokonazol
Indikasi : kandidiasis mukosa resisten yang
kronis, mukosa
` saluran cerna,
kandidiasis vaginal, infeksi dermatofit pd
kulit atau kuku tangan.
Kontra
indikasi : gangguan hati,
kehamilan dan menyusui
Efek
samping : mual, muntah nyeri perut,
sakit kepala, ruam, urtikaria,
pruritus.
Sediaan : ketokonazol (generik) tablet 200
mg.
Spesialite
obat-obat anti jamur.
No.
|
Generic
dan latin
|
Dagang
|
Pabrik
|
Amfoterisin
Nistatin/nursein
(nystatinum doen)
Ketokonazol (ketoconazolumdoen)
Griseofulvin/fulvicin
(Griseofulvinum)
Clotrimazole
Miconazole
Intraconazole.
|
Amphotec
Fungizone
Candistatin
Flagystatin
Mycostatin
Mycoral
Nizoral
Fulcin
Grivin
Canesten
Canesten VT
Canesten SD
Daktarin
Mexoderm
Sporanox
|
Astra
Zeneca indo
Squibb
indo
Pharos
Rhone
poulenc
Squibb
indo
Kalbe
farma
Johnson
& Johnson indo
Zeneca
Phapros
Bayer
Jansseen
Konimex
Janssen
|
E.
ANTI CACING
Pengertian
Anthelmetika atau obat-obat anti
cacing adalah 0bat-obat yang dapat memusnakan cacing parasit yang ada dalam
tubuh manusia dan hewan.
Infeksi oleh cacing merupakan salah
satu penyakit yang paling umum tersebar didunia, di Indonesia termasuk penyakit
rakyat yang umum dan sampai saat ini diperkirakan masih cukup banyak anak-anak
di Indonesia yang menderita infeksi cacingan sehingga pemerintah perlu
mencenangkan
pemberantasan cacing secara masal dengan pemberian obat cacing kepada selurh
siswa sekolah dasar pada momen-momen tertentu.
Penularan penyakit cacing umunya terjadi melalui
mulut meskipun ada juga yang melalui luka dikulit. Larva dan telur cacing ada
dimana-mana diatas tanah, terutama bila system pembuangan kotoran belum
memenuhi syarat-syarat hygiene. Gejala penyakit cacing sering kali tidak nyata.
Umunya merupakan gangguan lambung usus seperti mulas, kejang-kejang kehilangan
nafsu makan, pucat (anemia) dan lain-lain.
Pencegahanya sebenarnya mudah sekali yaitu ;
v menjaga kebersihan baik
tubuh maupun makanan.
v Mengkomsumsi makanan yang
telah dimasak dengan benar (daging, ikan dll)
v Mencuci tangan sebelum
makan.
Penggolongan
Obat cacing digolongkan berdasarkan khasiatnya
terhadap jenis cacing yang menginfeksi.
a.
Vermifuga
b.
Vermisida
a).
cacing kremi (oxyyuris vermicularis)
termasuk golongan cacing bulat, masa
hidup cacing dewasa tidak lebih dari 6 minggu. Cacing betina menempatkan
telurnya disekitar anus pada malam hari sehingga menyebabkan rasa gatal.
Dengan garukan, telur
cacing akan pindah ketangan dan dapat tertelan kembali. Cara penularan yang
demikian disebut reauto-infeksi. Obat yang sesuai adalah mebendazol (obat
pilihan untuk semua pasien diatas 2 tahun) dan piperazin.
b).
Cacing gelang (ascaris lumbricoides)
termasuk cacing bulat yang dapat
mencapai ukuran cukup besar dan cukup berbahaya karena dapat keluar dari usus,
menjalar keorgan-organ lain bila tidak diobati dengan tepat. Obat pilihan yang paling
efektif adalah levamisol.
c). Cacing pita (taenia saginata/taenia
solium/tanenia lata)
merupakan
cacing pipih beruas-ruas, yang penularanya lewat daging yang mengandung telur
cacing pita karena kurang lama dimasak. Taenia
saginata terdapat dalam daging sapi,taenia soltium terdapat dalam daging babi,
taenia lata terdapat dalam daging ikan.
Taenia sulit dibasmi karena kepala cacing yang
memiliki semacam alat hisap terhunjam dalam selaput lendir usus sehingga sulit
kontak dengan obat dan segmen-segmen (bagian tubuh cacing) yang telah rusak
karena obat, dapat dilepaskan dan cacing kemudian membuat segmen-segmen baru.
Gejala yang tampak disamping gangguan lambung usus adalah anemia. Obat yang
paling banyak digunakan untuk cacing pita adalah niklosamid dan prazikuantel.
d).
Cacing tambang (ankylostoma duodenale dan necator americanus)
adalah 2 macam cacing tambang yang
menginfeksi manusia, penularanya melalui larva yang masuk kedalam kulit kaki
yang terluka cacing tambang hidup pada usus halus bagian atas dan menghisap
darah pada tempat dia menempel dirinya dimukosa usus.
Seperti cacing pita, cacing ini menyebabkan
anemia karena defisiensi besi. Pengobatan mencakup pembasmi cacing sekaligus
pengobatan anemia. Mebendazol merupakan pilihan kerana memiliki spectrum luas
dan efektif terhadap cacing tambang.
e).
Filaria
ditularkan oleh larva microfolia dari
cacing Wuchereria bancrofti dan Brugia malay melalui gigitan nyamuk
culex. Microfilaria dari cacing akan membendung getah bening pada kaki dan
daerah sekitar kandung kemih sehingga mengakibatkan daerah yang diserang
menjadi bengkak dan besar sehingga keadaan ini disebut elephantiasis.
f).
Schistosoma
adalah sebangsa cacing halus yang
ditularkan oleh larva yang disebut myracidium melalui kulit atau siput yang
dimakan manusia. Schistosoma hematobium dewasa hidup dalam vena saluran kemih sedangkan Schistosoma
mansonii hidup divena kolon. Schistosoma japonicum tersebar lebih luas dalam saluran
cerna dan sistem porta. Gejala penyakit tergantun pada tempat yang terinfeksi,
bisa gatal-gatal, kulit kemerahan, diare berlendir, hematuria dan lain-lain.
Obat pilihan franzikuantel efektif terhadap semua jenis schistosoma.
g). Cacing benang (strongiloides
stercularis)
ditularkan
malaui kulit oleh l;arva yang berbentuk benang dan hidup dalam usus. Larva yang
dihasilkan dapat menembus dinding usus dan menyusup kejaringan, menimbulkan
siklus auto infeksi. Obat pilihan : tiabendasol, obat alternatif : albendasol.
Invermectin merupakan obat alternatif yang paling efektif untuk infeksi kronis.
Obat generik, indikasi, kontra
indikasi dan efek samping.
1. Mebendasol
Indikasi : infeksi tunggal maupun campuran yang disebabkan cacing kremi,
cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk.
Kontra indikasi : kehamilan (efek teratogenik) dan ibu
menyusui.
Efek samping : kadang-kadang sakit perut, diare, reaksi hipersensitiv
Peringatan : tidak dianjurkan untuk anak dibawah 2 tahun, kadang-kadang
cacing askaris akan berimigrasi keluar melalui hidung/mulut selama pengobatan
terutama pada anak-anak dengan infeksi berat.
Sediaan : mebendasol (generik) tablet 100 mg.
2. Pepirazin
Indikasi :
cacing kremi dan cacing gelang
Kontra indikasi :
gangguan fungsi ginjal, epilepsi, kehamilan
Efek samping :
mual, muntah, kolik, diare
Peringatan :
tidak dianjurkan dipakai terus menerus pada anak-anak (nefrotoksik)
Sediaan :
piperasin (generik) sirup 1 gr/5ml, tablet 300 mg, 500mg.
Cara penyimpanan :
wadah kedap udara, terlindung dari sinar
3. Pyrantel pamoat
Indikasi :
infeksi tunggal/ campuran cacing gelang, cacing kermi, cacing tambang.
Obat pilihan untuk cacing gelang dan kremi.
Efek samping :
sangat jarang ( sakit kepala, insomnia, mual, muntah, ruam kulit)
Peringatan :
tidak untk anak dibawah 2 tahun.
Sediaan :
pyrantel pamoat (generik) tablet 365 mg, suspensi 115 mg/ 5 ml.
Cara penyimpanaan :
terlindung dari sinar.
4. Dietil karbamazin
Indikasi :
filariasis
Kontra indikasi :
penyakit hati, ginjal yang berat, kehamilan
Efek samping :
meyebabkan kambuhnya malaria, sakit kepala, pusing, mual, muntah.
Sediaan :
dietil karbamazin (generik)tablet 1000 mg.
Cara penyimpanan :
wdah kedap udara (hidroskopis)
5. Albendazol
Indikasi :
terapi tambahan (sesudah operasi) untuk kista hidatid
atau obat primer strongiloides
Kontra indikasi :
kehamilan
Efek samping :
gangguan saluran cerna, sakit kepala, gangguan darah.
Sediaan :
albenazol (generik) tablet 200 mg.
Spesialit obat-obat anti cacing.
No
|
Generic
dan latin
|
Dagang
|
Pabrik
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Piperazin
(piperazinum)
Mebendazol
(mebendazolum)
Pirentel
pamoat (pyranteli pamoas)
Levamizol
HCL
Oxantel
pamoate + pyrantel pamoante
Dietil
karbamazin
Albendazzol.
|
Piperacyl
Upixon
Vermox
Combantrin
Ascaridil
Quantrel
Filarzan
Helben
|
Bode
Bayer
Janssen
Pfizer
Janssen
Pfizer
Mecosin
mecosin
|
D. Anti Virus
Virus ( dalam bahasa latin dan sanskerta : visham = racun ) merupakan
mikro-organisme hidup yang terkecil, dengan ukuran antara 20 dan 300 mikron.
Diluar tubuh manusia kerap kali virus berbentuk seperti kristal tanpa tanda
hidup, sangat ulet yaitu tahan asam dan basa, serta tahan suhu-suhu rendah dan
tinggi sekali. Baru jika keadaan sekitarnya baik, seperti dalam tubuh manusia
atau hewan,kristal tersebut bernyawa kembali dan memperbanyak diri.
Pengembangan obat anti virus baik
sebagai pencegahan maupun terapi belum dapat mencapai hasil yang diinginkan,
karena obat-obat anti virus selain menghambat dan membunuh virus,juga merusak
sel-sel hospes dimana virus berada.
Sejumlah obat anti virus sudah banyak
dikembangkan tetapi hasilnya belum memadai karena toksisitasnya sangat tinggi.
Hanya beberapa anti virus yang saat ini digunakan, antara lain idoksuridin pada
penggunaan topikal dan herpes simplex conjungtivitas serta asiklovir.
Obat ini berkhasiat terhadap herpes
simplex dan herpes zoster, tanpa menggangu fisiologi sel-sel tuan rumah.
Aktivitasnya jauh lebih kuat dibandingkan virustatika lain.
Asiklovir aktif terhadap virus herpes
tetapi tidak bisa memusnakan, dan efektif bila digunakan pada awal penyakit.
Penggunaan asiklovir meliputi pengobatan
sistemik dan termasuk herpes genitalis. Asiklovir dapat merupakan obat
penyelamat untuk pasien herpes simplex atau herpes zoster.
Efek samping pada penggunaan parenteral
adalah tromboflebitis ditempat suntik, kadang-kadang mual, muntah, tremor dan
kekacauan. Secara lokal terjadi rasa nyeri dan terbakar. Tidak bersifat
karsinogen dan karsinogenik.
Idoksuridin/Iodo
desoksiuridin (IDU)
Berkhasiat virustatik terhadap sejumlah
virus kelompok DNA. Memiliki efek samping yang sangat toksis bagi hospes maka
hanya digunakan secara lokal sebagai salep dan tetes mata.
Sediaan, kontra indikasi, dan efek samping
1. Asiklovir
Indikasi : herpes simpleks dan varisella zoster
Kontra indikasi : gangguan fungsi ginjal, kehamilan dan
menyusui
Efek samping : ruam kulit, gangguan saluran cerna, sakit
kepala, gangguan neurologis.
Sediaan : asiklovir (generik),tablet 200 mg,
400 mg
2. Idoksuridin
(IDU)
Indikasi : terapi keratitis pada herpes simplex
secara topikal.
Spesialite obat-obat
anti virus.
No.
|
Generik dan
latin
|
Dagang
|
Pabrik
|
1.
2.
|
Asiklovir
(acyclovirum)
Methisoprinol
|
Clinovir
Poviral
Isoprinosine
|
Pharos
Kalbe farma
Darya varia
|
E. ANTI NEOPLASTIKA (Sitostatika)
Pengertian kangker
Kanker atau karsinoma (yunani = karkinos
= kepiting) adalah pembentukan jaringan baru yg abnormal dan bersifat ganas
(maligne).Suatu kelompok sel dgn mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri
secara pesat dan tidak tertahankan serta mengakibatkan pembengkakan atau
benjolan, yang disebut tumor atau neoplasma (neo=baru, plasma bentukan).Sel-sel
kanker ini menginfiltrasi ke dalam jaringan sekitarnya dan memusnakannya.Tumor
setempat ini seringkali menyebarkan sel-selnya melalui saluran darah dan limfe
ketempat-tempat lain dari tubuh (metastasis), dimana berkembang neoplasma
sekunder.
Gejala umum dari penyakit kanker adalah nyeri sangat hebat.
Jenis-jenis kanker yg paling sring
terdapat adalah kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, lambung usus dan
alat-alat kelamin. Begitu pula leukemia atau kanker darah, dimana produksi
leukosit menjadi abnormal tinggi sedangkan eritrosit sangat berkurang.
Sebab-sebab kanker menurut para ahli,
lebih dari 80 % dan semua tumor pada manusia diakibatkan oleh pengaruh
zat-zat karsinogen.
Pengobatan.
Pengobatan kanker
dikenal ada beberapa cara, antara lain:
1. Khemoterapi, yaitu pengobatan dgn menggunakan obat-obatan yg dapat
menghambat atau membunuh sel-sel kanker
2. Operasi / Pembedahan, yaitu dgn mengangkat selsel kanker sehingga tidak
terjadi perluasan daerah yang terkana kanker
3. Radiasi / Penyinaran, yaitu dgn menggunakan sinar radio aktif
Efek Samping
Efek samping penggunaan obat-obat
neoplastika, adalah :
·
Depresi sumsum tulang
dengan gangguan darah dan berkurangnya sistem tangkis, yang memperbesar rasio
infeksi kuman
·
Gangguan pada kantong
rambut dengan rontoknya rambut atau alopesia
·
Pembentukan sel-sel
darah terhambat
·
Hiperusisemia
·
Terganggunya fungsi
reproduksi
Kombinasi dari
dua atau lebih sitostatika kerapkali digunakan, yakni yang memiliki titik kerja
di dalam sel yang berlainan, dengan demikian kerjanya diperkuat dan terjadinya
resistensi dapat dihindari
Penggolongan
Berdasarkan
mekanisme kerjanya, sitostatika dapat dibagi dalam beberapa kelompok :
1. Zat-zat alkilsi
2. Antimetabolit
3. Antimitotika
4. Antibiotika
5. Serba – serbi
1. Zat – zat Alkilasi.
Zat yg terpenting adalah Klormethin dan derivatnya, tiotepa
dan busulfan. Obat-obat ini juga disebut radiomimetika, karena
kerjanya mirip dgn efek penyinaran dengan sinar-sinar ionisasi.
Obat-obat biasa
digunakan pada kanker korion, limfogranuloma dan leukemia
a. Klormethin
Merupakan sitostatika pertama yg digunakan (1946) terhadap kanker
limfogranuloma dan leukemia akut. Kerjanya pendek sekali karena dalam darah
terurai dalam beberapa menit.
·
Klorambusil adalah
derivat klormethin dgn cincin aromatik, khasiat dan penggunaannya sama, tetapi
dapat digunakan oral. Efek samping ringan
·
Siklofosfamid adalah
derivat klormethin dgn cincin fosfat, yg baru aktif setelah dioksidasi di hati.
Selain merusak cincin tulang, seringkali mengakibatkan kerontokan rambut dan
radang mukosa kandung kemih dgn perdarahan
·
Meflafan adlah derivat
klormethin yg mengandung fenilamin, kerjanya jauh lebih lama + 6 jam.
Banyak digunakan pada kanker sumsum tulang. Efek samping perintangan produksi
megkaryocyt disumsum tulang, yg membentuk plat-plat darah.
b. Thiotepa
Memiliki daerah indikasi yg lebih luas dari pada derivat mustin, yaitu juga
pada kanker yg sudah tersebar, maupun pada jenis kanker lain yg gagal
pengobatannya dgn penyinaran.
c. Busulfan
Berkhasiat spesifik terhadap sumsum
tulang, mak khusus digunakan pada leukemia
kronis guna menekan produksi leukosit
d. Lomustin
Mampu mengalkilasi dan menghambat berbagai
proses di dalam sel. Karena sifatnya
yg lipofil dan mudah melintasi sawar otak,
maka obat ini merupakan obat pilihan
pertama pada tumor otak
1. Anti metabolit-anti metabolit
Obat –obat ini mengganggu sintesa DNA dgn jalan antagonisme saingan
metotreksat (MTX). Antagonis asam fosfat ini efektif sekali pada kanker karion,
juga bila sudah terjadi metastatis.
Banyak digunakan pada leukemia
akut guna memelihara remisi (perbaikan gejala-gejala) yg kurang dicapai dgn obat-obat lain, misalnya vinkristin
bersama prednison. Juga digunakan utk mengobati penyakit kulit bersisik
(psoriasis) yang parah sebagai obat terakhir.
a. Merkaptopurin
Terutama digunakan pada leukemia akut pada anak-anak, juga dalam hal MTX
atau zat-zat alkilasi tidak efektif lagi.
b. Azaqthioprin
Dalam tubuh dirombak menjadi merkaptopurin. Banyak digunakan sebagai imunosupresivum
pada transplantasi ginjal dan organ-organ lain guna memperkecil bahaya
penolakan organ-organ baru oleh tubuh si penerima
c. Fluorouracil
Digunakan pada tumor-tumor lambung, usus besar (kolon) dan poros usu
(rektum). Efek samping sama dgn MTX.
d. Sitarabin
Berkhasiat virustatika terhadap
virus-virus DNA. Digunakan pada leukemia akut pada anak-anak.
2. Antimikotika
Zat ini mencegah pembelahan sel dgn merintangi pembelahan inti sel
a. Vinblastin
Merupakan alkaloid tanaman Vinca rosea bersama derivatnya vindesin
dan vinkristin. Terutama digunakan bila radioterapi atau sitostatika lainnya
tdk efektif. Efek samping utama neuritis
perifer, mual, muntah, rambut rontok dan obstipasi.
e. Vindesin
Khasiat kurang lebih sama dgn vinblastin, tetapi kurang menekan sumsum tulang dan neurotoksis. Digunakan
antara lain pada leukemia akut pada anak-anak dan pada kanker payu darah.
*. Vinkristin
Digunakan pada leukemia akut pada anak-anak, umumnya dikombinasikan dengan
obat lain, misalnya merkaptopurin dan prednison.
Efek samping sama dgn vinblastin, polineuritis lebih cepat terjadi dan
terapi harus segera ditunda hingga gejala-gejala lenyap. Depresi sum-sum tulang praktis tidak terjadi.
b. Podofilin
Damar ini diperoleh dari akar tanaman Podophyllum peltatum yang antara lain
mengandung zat antimitotik podolifotoksin.
Dua glikosida semisintetiknya adalah teniposida dan etoposida
f. Peniposida
Digunakan pada limfoma Hodgkin, kanker otak dan kandung kemih
g. Etoposida
Dapat digunakan oral, digunakan antara lain pada kanker testis dan ovarium
4. Antibiotika.
Terutama digunakan pada kanker karion yg sudah metastasis, biasanya
dikombinasikan dgn klorambusil dan MTX. Efek samping sama dgn sitostatika lain
yakni gangguan darah, lambung usus dan rambut rontok.
a. Mitomisin
Sangat toksis utk sumsum tulang, maka pengawasan darah saksama harus
dilakukan bila obat lain tdk efektif
b. Doksorubisin
Digunakan khusus pada leukemia akut dan limfogranouloma yg tidak dpt
diobati dgn sitostatika lain, biasanya dgn vinkristin dan prednison.
c. Daunorubisin
Merupakan derivat doksorubisin dgn khasiat dan efek samping sama. Urin dpt
berwarna merah seperti doksorubisin.
F. Serba – Serbi
Obat-obat lain yg digunakan pada kanker terdiri dari kortikosteroid, hormon
kelamin, prokarbazin dan asparaginase.
a. Kortikosteroid
Hampir pada semua kombinasi obat pada terapi kanker mengandung prednison
atau turunannya, karena efeknya langsung terhadap sel-sel kanker sendiri dan
menghasilkan pengaruh yg baik seperti demam menurun, perasaan nyaman, tumor
menjadi ringan, nafsu makan bertambah, dsb.
b. Hormon-hormon kelamin
Kerapkali digunakan dgn hasil yg baik, pada jenis-jenis kanker yg tergantung
dari hormon, yang pertumbuhannya dapat dihambat oleh androgen atau
estrogen, atau anti hormon, misalnya estrogen diberikan pada kanker prastat
(guna meniadakan efek hormon pria). Androgen digunakan pada hormon payudara
c. Prokarbazin.
Dianjurkan sebagai obat pilihan kedua pada limfogranuloma, dalam kombinasi
dgn klormethin, vinkristin dan prednison.
d. L-Asparaginase
Enzim ini diperoleh dari pembiakan bakteri E.Coli. Pada leukemia tertentu
sel-sel kanker tdk dapat membentuk l-asparagin yg diperlukannya utk sintesis
proteinnya. Maka zat ini menggunakan asparagin tersebut sehingga sel-sel kanker
terhenti perkembangannya. Efek samping
mual, muntah, gangguan SSP dan hati, alergi.
Hanya digunakan pada leukemia akut dan sbgi obat pilihan kedua.
e. Cisplatin
Terutama digunakan pada kanker testis dalam kombinasi dgn vinkristin dan
bleomisin, serta pada kanker ovarium.
f. Interferon
Daya sitostatikanya telah dibuktikan untuk beberapa bentuk kankere. Selain
itu juga berdaya anti virus dan dianjurkan sbgi pencegah influensa sampai 24
jam sesudah terjadinya infeksi.
Spesialit Obat-Obat Sitostatika cari sendiri di ISSO Indonesia dll
LATIHAN DIRUMAH
KHEMOTERAPEUTIKA
1. Berdasarkan khasiatnya obat yang termasuk
bakteriostatik adalah KECUALI :
a. Eritromisin b. Gentamisin
c. Streptomisin d. Klindamisin e. Sefalosporin
2. Zat-zat yang bekerja sebagai Brood spectrum
adalah :
a. Gentamisin b. Streptomisin c. Sefalosporin d. Eritromisin e. Kanamisin
3. Infeksi sekunder yang timbul selama
pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi
yang pertama disebut super infeksi
SEBAB super infeksi terjadi karena penggunaan broad spectrum
4. Obat yang sering digunakan secara lokal
kemudian digunakan secara oral / parenteral
dapat menyebabkan resistensi
SEBAB Resistensi menunjukan
bakteri tidak peka lagi terhadap obat tersebut.
5. Efek samping dari sefaklor adalah KECUALI 1. Diare
2. Mual 3. Sakit kepala 4. Muntah
6. Turunan sefalosporin yang lebih efektif terhadap H.
Influenza ADALAH :
1. Sefadroksil 2. Sefaloksin 3. Sefazolin 4.
Sefuroksim
7. Nama
generik dari DURICEF Adalah : a.
Sefatoksim b. Sefazolin c. sefuroksim b. Sefaloksim d. Sefadroksil
8. Efek samping dari sefaklor adalah KECUALI 1. Diare 2. Mual
3. Sakit kepala 4. Muntah
9. Turunan sefalosporin yang lebih efektif terhadap H.
Influenza ADALAH :
1.
Sefadroksil 2. Sefaloksin 3.
Sefazolin 4. Sefuroksim
10. Nama generik dari DURICEF Adalah : a. Sefatoksim
c. Sefazolin e. sefuroksim
b. Sefaloksim d. Sefadroksil
11. Aminoglikosida yang digunakan untuk sterilisasi usus
sebelum operasi Adalah
a. Neomisin b.
Gentamisin c. Framisetin d. Kanamisin
e. Streptomisin
12. Zat yang biasa dibuat dalam bentuk kasa Framisetin
(Daryant – Tulle) Adalah Framisetin SEBAB
Framisetin
hanya digunakan secara lokal.
13. Klorampenikol tidak boleh di berikan pada :1.
Bayi 2. Ibu hamil 3. Ibu menyusui 4. Usia Lanjut
14. Efek yang sering terjadi akibat penggunaan
klorampenikol adalah :
1. Diare 2. Sakit kepala
3. Gray sindrome 4. Anemia
15. Mekanisme kerja dari tertrasiklin adalah
menghambat.....a. Membran Sel b.
Protein bakteri
c. Antagonis
saringan d. Dinding sel e. Asam
inti
16. Tetrasiklin yang sangat toksis adalah
: 1. Oxytetrasiklin 2. Tetrasiklin HCL 3. Klotetrasiklin 4.
Epitetrasiklin
17. Tetrasiklin tidak dapat diminum bersama- sama. . . 1.
Susu 2.
Suplemen 3. Antasida 4. Sangobion.
18. Antibiotik yang termasuk MAKROLIDA Adalah :
1. Spiramisin 2. spirofloksasim 3. eritromisin 4. framisetin
19. keuntungan dari Spiramisin Adalah Daya
penetrasinya ke ..
1. Mulut 2. saluran pernapasan 3. Oesophages 4. Otak.
20. Informasi kepada pasien untuk Rifampisin
karena dapat menyebabkan warna merah
pada
1.
Dahak 2. Air mata 3. Urin. 4. Kontak lensa
21.Antibiotika yang mempunyai rumus Steroid
adalah
1. Rifampisin 2. Eritromisin 3. Asam
malidiksat 4. Asam fusidat
22. Obat malaria yang digunakan sebagai
profilaktik adalah
1. Kloroquin 2. kina 3. mefloquin 4.
primaquin
23.
untuk mencegah kambuh karena bentuk EES digunakan
1. pirimetamin 2. Mefloquin 3. Halofantrin 4. Primaquin
24.
efek samping akibat penggunaan Klorozevin adalah 1. sakit kepala 2. Anemia 3. Kejang 4.
Pusing
25.
meflokuin tidak dapat diberikan pada wanita hamil
SEBAB dapat menyebabkan cacat pada
bayi
26.
pirimetamin dapat digunakan untuk plasmodium 1. Ovula 2. Malirie 3.
Vivax 4. Falsiparum
27.
obat malaria yang tidak dapat diberikan pada pasien
neuretis optik adalah
a. Pirimetamin b. Meflokuin c. Kina d.
Halofantrin e. Kloroquin
28.
Obat yang termasuk amubisid kontak adalah 1. Metronidasol 2. Tetrasiklin 3. Timdasol 4. Dihidroemetin
29.
isi zat berkhasiat dan Flagyl adalah a. Timidazol b.
Nimorazol c. Metronidazol d. Secmidazol e. Kloroqui
30.
Cacing yang paling susah dibasmi adalah taenia saginata
SEBAB
Karena kepala cacing dapat tertanam dalam
selaput lender usus.
31.
Levamisol adalah obat yang
paling efektif untuk cacing
a. Kremi b. Gelang c.
Pita d. Tambang e. Filaria
32.
obat pilihan untuk jenis Schistosoma adalah
a. Mebendazol b. Frazikuantel c. Piperazin d.
Albendazol e. Pyrantel
33.
mebendasol tidak boleh
diberikan pada anak dibawah 2 tahun SEBAB cacing akan keluar lewat hidung.
34.
obat cacing tidak memilih kontra-indikasi adalah
a.
Albendazol b. Piperazin c. Mebendazol d. Pyrantel e. Dietil
karbomisin
35.
efek samping dari piperazin adalah 1. Mual 2.
Muntah 3. Kolik 4. Diare
36.
indikasi dari mebendasol adalah 1. C. Kremi 2. C. Tambang 3. C. Gelang 4. C.Cambuk
37.
Antibiotik yang digunakan untuk jamur adalah
1. Griseofulfin 2. Amoksisilin 3. Amfoterisin
4. Tetrasiklin
38.
kontraindikasi dari Griseofulvin adalah 1. Gangguan fungsi hati 2. Gangguan ginjal 3. kehamilan 4.
Epilepsi
39.
efek samping dari Ketokenazol adalah 1. Sakit kepala 2. Mual
3. Urtikaria 4. Ruam kulit
40.
Asiklovir dapat digunakan untuk 1.
Epstein Bar. Virus 2. Herpeszoster 3. Kissing disease 4. Herpes simplex
41.
kontra-indikasi dari asiklovir 1. Hipertensi 2.
Hipertiroid 3. Disfungsi hati 4. kehamilan
42.
Untuk mencegah Neuropati perifer, maka penggunaan INH
harus dikombinasi dengan
a.
Vit. B1 b. Vit. B2 c. Vit. B6 d. Vit. B12 e. Vit. A
43.
WHO menganjurkan pengobatan lepra minimal 6 bulan
menggunakan Dapson dan....
a. Amoksisilin b. Ampisilin c. Kloroqui d. Eritromisin e. Rifampisin
44.
Efek samping dari Klofazimin adalah 1. Gatal 2.
Kulit kering 3. Gangguan GIT 4. Sukar Tidur
URAIAN .
1.
Jelaskan mekanisme kerja
khemoterapeutika lengkap dengan contoh masing-masing?
2.
Jelaskan aturan-aturan dasar untuk kombinasi
khemoterapeutik?
3.
Jelaskan sebab-sebab terinfeksi oleh fungi?
4.
Jelaskan jenis-jenis terapi malaria?
Selamat berlatih semoga sukses. Amin.
No comments:
Post a Comment