PERKEMBANGAN SISTEM TEHNOLOGI DAN
KEPERCAYAAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 5
1. HASNAH
2. ATFAL
3. RESMI
4. SYAHRUL
5. ISMAIL
6. BAHRUN
7. MUSLIMIN
SMA NEGERI 1 BAROMBONG
T.A 2016/2017
T.A 2016/2017
A. Kehidupan
Masyarakat Berburu dan Mengumpulkan Makanan
1.Lingkungan
Alam Kehidupan
Kehidupan
masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan ini sangatlah
sederhana.
Kehidupan mereka tak ubah seperti kelompok hewan karena
bergantung
pada apa yang disediakan oleh alam. Pada masa ini manusia hidup di
alam bebas seperti
di hutan, tepi-tepi sungai, goa, dan lembah. Keadaan berburu
mereka pun
masih belum stabil dan sangat liar. Pada masa ini, mereka cenderung
berjalan
menyusuri tepi-tepi pantai dan pada masa selanjutnyalah baru mereka
menciptakan
perahu.
2. Kehidupan
Sosial
Masyarakat
pada masa berburu dan mengumpulkan makanan telah mengenal
kehidupan
kelompok. Jumlah anggota dalam setiap kelompok sekitar 10-15 orang.
Mereka
selalu hidup berpindah-pindah. Hubungan antar anggota kelompok
sangatlah
erat. Mereka bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup serta
mempertahankan
hidup mereka. Masing-masing kelompok memiliki pemimpin dan
mereka
menghormati pemimpin mereka masing-masing .
3. Kehidupan
Budaya
Pada masa
ini mereka mulai membuat alat-alat berburu, alat pemotong, alat
pengeruk
tanah dan lainnya. Para ahli menafsirkan pembuat alat tersebut ialah
jenis
manusia Pithecanthropus dan kebudayaannya disebut tradisi Paleolitikum
(batu tua).
Banyak di temukan di kali basoka, daerah Kabupaten Pacitan .
Penelitian
ini di lakukan oleh H.R van Heekeren, Besuki, dan R.P. Soejono (1953-
1954).Adapun
benda-benda hasil kebudayan zaman tersebut ialah:
oKapak
Perimbas
oKapak
Penetak
oKapak
Genggam
oPahat
Genggam
oAlat serpih
oAlat-alat
dari tulang
4. Kehidupan
Ekonomi
Pada masa
mengumpulkan makanan ini, mereka bekerja sama dalam upaya
memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dengan anggota kelompok yang masih sedikit
mereka dapat
dengan mudah memenuhi sebagian besar kebutuhan hidupnya dari
alam bebas,
saat persedian hutan habis mereka pindah ke daerah lainnya untuk
menemukan
kebutuhan-kebutuhan mereka.
5. Kehidupan
Kepercayaan Masyarakat
Pada masa
ini mereka sudah memiliki anggapan tertentu dan memberikan
penghormatan
terakhir kepada orang yang meninggal dengan sisteam penguburan
dan mereka
sudah mempergunakan akal pikiran mereka walaupun hanya terbatas
hal-hal
tertentu saja. Dengan penguburan terhadap orang yang baru meninggal
maka konsep
kepercayaan tentang adanya hubungan antara orang yang sudah
meninggal
dan yang masih hidup sudah di yakini.
B. Kehidupan
Masyarakat Beternak dan Bercocok Tanam
1.Lingkungan
Alam Kehidupan
Kehidupan
bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh manusia adalah
berhuma.
Berhuma adalah teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan
hutan dan
menanamnya, setelah tanah tidak subur mereka pindah dan mencari
bagian hutan
yang lain. Kemudian mereka mengulang pekerjaan membuka hutan,
demikian
seterusnya. Namun dalam perkembangan berikutnya, manusia mulai
memikirkan
kembali untuk hidup dari generasi ke generasi berikutnya. Oleh
karena itu,
manusia mulai menerapkan kehidupan bercocok tanam pada tanah-
tanah
persawahan. Kehidupan menetap yang dipilih manusia pada masa lampau
itu
merupakan titik awal dari perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai
kemajuan.
2. Kehidupan
Sosial
Kehidupan
masyarakat pada masa bercocok tanam mengalami peningkatan yang
cukup pesat.
Masyarakat mulai mempunyai tempat tinggal tetap. Tempat tinggal
tetap untuk
mempererat hubugan antar manusia, yang menunjukkan bahwa
manusia
tidak bisa hidup sendiri. Kehidupan sosial yang dilakukan oleh masyarakat
pada masa
bercocok tanam ini terlihat dengan jelas melalui cara bekerja dengan
bergotong
royong. Cara hidup bergotong royong itu bersifat agraris.
3. Kehidupan
Ekonomi
Pada masa
kehidupan bercocok tanam, kebutuhan kehidupan masyarakat semakin
bertambah,
namun tidak ada anggota masyarakat yang dapat memenuhi
kehidupannya
sendiri. Dengan kenyataan seperti ini, dalam rangka memenuhi
kebutuhannya
masing-masing diadakan pertukaran barang dengan barang yang
disebut
sistem barter. Sistem barter ini menjadi awal munculnya perdagangan atau
sistem
perekonomian masyarakat. Untuk memperlancar kegiatan tersebut
dibutuhkan
tempat khusus yang dapat dijadikan sebagai tempat pertemuan antara
penjual dan
pembeli yang disebut pasar.
4. Sistem
Kepercayaan Masyarakat
Pada masa
kehidupan bercocok tanam kepercayaan masyarakat semakin
bertambah.
Mereka percaya bahwam orang-orang yang meninggal rohnya pergi ke
suatu tempat
yang tidak jauh dari tempat tinggalnya atau tetap berada di wilayah
di sekitar
tempat tinggalnya sehingga sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk
dimintai
bantuannya dalam kasus seperti menanggulangi wabah penyakit atau
mengusir
pasukan-pasukan musuh yang ingin menyerang tempat tinggalnya. Di
Indonesia,
kepercayaan dan pemujaan kepada roh nenek moyang terlihat melalui
peninggalan-peninggalan
tugu-tugu batu atau bangunan-bangunan mengalithikum.
Bangunan-bangunan
itu banyak ditemukan di tempat-tempat tinggi dari daerah
sekitarnya
sehingga muncul anggapan masyarakat bahwa roh-roh tersebut berada
di tempat
yang lebih tinggi.
5. Kehidupan
Budaya
Pada masa
kehidupan bercocok tanam kebudayaan yang dihasilkan semakin beragam seperti
yang terbuat dari tanah liat, batu, dan tulang. Contohnya:
1.Beliung Persegi
diduga
digunakan untuk upacara. Ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi,
Nusa Tenggara, Semenanjung Melayu dan Asia Tenggara.
2. Kapak
Lonjong
Kapak ini
ditemukan di daerah Maluku, Papua, sebagian Sulawesi Utara, Kepulauan
Filipina,
Taiwan dan Cina.
3. Mata
Panah
Digunakan
untuk berburu dan menangkap ikan. Ditemukan di daerah Papua.
4. Gerabah
Digunakan
sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda perhiasan dan sebagai
alat untuk
mencurahkan rasa seni. Ditemukan di seluruh wilayah Indonesia.
6. Perhiasan
Pada masa
bercocok tanam kebudayan, telah dikenal berbagai bentuk perhiasan.
Bahan
dasarnya berasal dari lingkungan alam sekitar tempat tinggal mereka yaitu
seperti
tanah liat, batu kalsedon, yaspur dan agat. Perhiasaan yang dihasilkan
seperti
kalung, gelang dan lain-lain. Disamping perhiasan tersebut juga ditemukan
kebudayaan
yang terbuat dari batu besar atau Megalitikum pada masa kehidupan
masyarakat
bercocok tanam. Kebudayaan megalitikum erat kaitannya dengan
kegiatan
religius, yaitu kepercayaan terhadap nenek moyang. Bangunan ini dibuat
berdasarkan
adanya kepercayaan hubungan antara alam fana dan alam baka.
Contoh
Bangunan Pada Masa Megalitikum
Menhir, adalah tugu batu tempat pemujaan
terhadap roh nenek moyang,
ditemukan di
daerah Sumatera, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
Waruga, adalah kubur batu yang berbentuk
kubus atau bulat yang dibuat dari batu
utuh.
Ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
Dolmen, adalah meja batu tempat meletakkan
sesaji yang dipersembahkan kepada
roh nenek
moyang. Di bawah dolmen biasanya sering ditemukan kubur batu.
Ditemukan di
Telagamukmin, Sumberjaya, Lampung Barat.
Punden berundak-undak, adalah
bangunan suci tempat pemujaan terhadap roh
nenek moyang
yang dibuat bertingkat-tingkat. Ditemukan di daerah Lebak Si
Beduk daerah
Banten Selatan.
Sarkofagus, adalah peti jenazah yang terbuat
dari batu bulat (batu tunggal).
Banyak
ditemukan di Bali.
Kubur batu, adalahb peti jenazah
terbuat dari batu pipih. Banyak ditemukan di
daerah Kuningan,
Jawa Barat.
Arca, arca dari masa megalitikum
menggambarkan kehidupan binatang dan
manusia.
Banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
Water Hack Burns 2 lb of Fat OVERNIGHT
ReplyDeleteAt least 160 000 women and men are trying a easy and secret "liquids hack" to burn 2 lbs every night as they sleep.
It's simple and works on everybody.
This is how you can do it yourself:
1) Go get a glass and fill it up with water half the way
2) Proceed to follow this weight losing hack
so you'll be 2 lbs lighter the very next day!